Story DBS

Sempat Overwhelmed, Arrini Berhasil Jadi Salah Satu Lulusan Terbaik Laskar AI

Cerita Arrini Khirofati Jannah, Lulusan Laskar AI

Setiap orang punya caranya sendiri untuk belajar dan bertumbuh. Begitu juga dengan Arrini Khirofati Jannah (22) seorang gadis asal Cileungsi, Bogor, yang merupakan sulung dari lima bersaudara.

Kedua orang tuanya mengajarkan nilai kerja keras dan pantang menyerah. Selain itu, Arrini pun didorong untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin agar kelak bisa berdiri di atas kaki sendiri. 

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Nilai-nilai yang ditanamkan oleh kedua orang tuanya tersebut ia genggam erat hingga akhirnya berhasil menuntaskan program Laskar AI 2025 dan kini telah menjadi seorang Data and AI Solutions di PT Intikom Berlian Mustika.

Bagaimana perjalanan Arrini untuk menjadi seorang talenta dalam bidang AI? Mari kita baca cerita lengkapnya!

Serius Mendalami Teknologi karena Menonton Olimpiade

Minat Arrini dalam bidang teknologi mulai tumbuh sejak kecil, saat ia sering menggunakan komputer yang dirakit ayahnya. Namun, tekadnya untuk mendalami teknologi menguat pada tahun 2021.

Saat itu, ia tengah menonton cabang atletik lari di Olimpiade Tokyo. Pada momen tersebut, Arrini melihat adanya teknologi virtual track pada setiap atlet yang menggunakan warna gradien untuk menggambarkan tingkatan kecepatan.

“Saya berpikir bahwa teknologi tersebut bisa digunakan oleh para atlet sebagai bahan evaluasi mereka untuk menganalisa di titik mana mereka harus memaksimalkan kekuatan mereka nantinya. Lalu setelah melihat itu, saya merasa ‘I want to create that and I need to do something,” ungkap Arrini.

Keyakinan tersebut mendorongnya untuk melanjutkan studi Informatika di Universitas Siber Asia.

Tertarik Belajar dalam Program Laskar AI karena Memudahkannya untuk Menyelesaikan Studi

Perjalanan studi Arrini di perguruan tinggi dibarengi dengan bekerja. Ia sempat mencoba berbagai pekerjaan, salah satunya adalah mengajarkan anak-anak membaca di sebuah lembaga bernama biMBA (Bimbingan Belajar Anak).

Sembari memainkan peran tersebut, Arrini berinisiatif untuk meng-upgrade skills-nya dalam bidang IT. Saat itu, ia menemukan program Laskar AI pada akun Instagram Dicoding.

“Saya tertarik buat ikut program Laskar AI karena materi yang ditawarkan program tersebut berfokus pada penciptaan dan pengembangan AI. Ketertarikan saya terhadap pengembangan AI inilah yang menjadi alasan saya berkuliah di bidang informatika dulu,” katanya.

Selain itu, Arrini merasa program ini hadir pada waktu yang tepat, yakni saat ia berada di semester tujuh dan akan memasuki semester akhir. Program Laskar AI menawarkan konversi SKS dan membolehkan capstone project digunakan sebagai tugas akhir (TA), yang dilihatnya sebagai kemudahan untuk menyelesaikan kuliahnya.

Sempat Burn Out, Arrini Akhirnya Lulus dari Laskar AI dengan Predikat Graduate with Distinction

Arrini menggambarkan pengalaman belajarnya dalam tiga kata, yaitu “blood, sweat, and tears.” Ini adalah perpaduan antara kerja keras, tekanan, dan momen-momen hampir menyerah, tetapi justru semua itu yang membuatnya tumbuh.

“Setiap error, setiap revisi, setiap sesi mentoring dan ILT membuat saya jauh lebih kuat dan kompeten daripada sebelumnya,” kenangnya.

Tantangan terberat yang ia hadapi adalah perasaan overwhelmed dan burn out, karena ia masih bekerja sebagai Guru biMBA saat mengikuti program Laskar AI. Hal ini bahkan membuatnya mendapatkan peringatan dari pihak Dicoding.

“Merasa overwhelmed dan burn out adalah tantangan yang saya alami selama mengikuti program Laskar AI, karena saya merasa banyak hal yang harus saya selesaikan dalam satu waktu,” ujar Arrini.

Untuk mengatasi tantangan ini, ia menerapkan strategi yang ia dapatkan dari kelas soft skills. Arrini mencoba memecah tugas harian dan mengelompokkannya berdasarkan tingkat urgensi.

“Akhirnya, dengan cara ini, saya berhasil menyelesaikan seluruh kelas tepat waktu, bahkan mendapatkan predikat graduate with distinction yang tak pernah terbayang dalam kepala saya,” ungkapnya.

Bagian terbaik dari program Laskar AI, menurut Arrini, adalah ketika submission setiap kelas diterima. Ia juga memperoleh pemahaman mendalam tentang cara AI tercipta dan dikembangkan, menyadari bahwa data, machine learning, serta deep learning ada di baliknya. Ia juga mendapatkan technical skills terkait ETL data dengan library Python, dan juga soft skills.

Berhasil Berkarier dalam Bidang AI Data dan AI

Pengalaman belajar dalam program Laskar AI terbukti sangat membantu Arrini saat proses wawancara kerjanya, terutama ketika user interview dengan PT Intikom Berlian Mustika.

“Pengalaman belajar yang saya dapatkan melalui program Laskar AI membantu saya melewati proses user interview. Kala itu, saya diminta untuk menjelaskan terkait ETL data dan visualisasi data berupa dashboard yang saya kerjakan untuk submission kelas di Dicoding.”

Kini, sebagai seorang Data and AI Solutions Staff, tugas utama Arrini adalah memanfaatkan data menjadi dashboard dan solusi AI yang membantu pengambilan keputusan secara objektif. Kelas-kelas yang paling membantunya di tempat kerja saat ini adalah Belajar Dasar Visualisasi Data, Belajar Fundamental Deep Learning, dan Belajar Penerapan Data Science.

Sebagai seorang perempuan yang berkarier dalam bidang Data dan AI, ia membagikan pesan inspiratif bagi sesama talenta digital.

“Tidak apa-apa jika kamu lebih sering menjumpai error atau masih meraba-raba. Yang terpenting adalah keberanian untuk menanam benih pertama. Dengan konsistensi, rasa ingin tahu, dan kemauan untuk belajar, benih itu akan tumbuh menjadi sesuatu yang berarti. Akan selalu ada tempat untuk orang yang mau belajar dan mencoba,” tutupnya.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.