Burnout saat Belajar Yuk, Atasi dengan Tips Berikut!

Burnout saat Belajar? Yuk, Atasi dengan Tips Berikut!

Pernahkah kamu merasa kelelahan dalam belajar? Ketika belajar, sebenarnya wajar saja untuk mengalami rasa letih. Kamu mungkin sudah banyak menerapkan tips belajar, tetapi kadang masih saja merasakan kejenuhan. Bisa jadi, kamu mengalami burnout, lho!

Nah, jangan sampai keletihan berkepanjangan mengganggu proses pembelajaranmu. Jika burnout dibiarkan terus-menerus, ia bisa membawamu pada risiko terkena gangguan mental. Yuk, kita kenali dulu arti dari istilah burnout secara lebih lanjut sebelum membaca tips untuk menghindari hal tersebut, ya.

Pengertian Academic Burnout

Sebelumnya, mungkin kamu pernah mendengar istilah burnout. Ketika seseorang mengalami kelelahan emosional berkepanjangan, perasaan depersonalisasi, dan prestasi yang turun terus-menerus, ia bisa dikatakan sedang burnout (Maslach, dkk., 1996, dalam Korunka dkk., 2020). 

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Burnout sering dikaitkan dengan rasa lelah ketika bekerja, tetapi sebenarnya hal ini juga bisa dirasakan ketika belajar. Perasaan itu disebut dengan istilah academic burnout

Lebih rincinya, definisi academic burnout tidak jauh dari pengertian burnout secara umum. Academic burnout menyebabkan pelajar mengalami kehilangan semangat untuk belajar dan berprestasi di dalamnya, serta berkurangnya anggapan positif terhadap hal-hal terkait pembelajaran. Ia umumnya disebabkan oleh tekanan jangka panjang dalam proses belajar (Meier, 1983, dalam Jiang, 2021).

Ciri-Ciri Academic Burnout

Ilustrasi burnout

Ketika pelajar mengalami academic burnout, tanda-tanda sebagai berikut akan dialami (Febriani, dkk., 2021; Korunka, dkk., 2020).

  • Memiliki perasaan apatis dan kehilangan minat pada hal-hal terkait belajar. Ketika seseorang mengalami burnout saat belajar, otomatis dia akan melalaikan tanggung jawabnya terhadap tugas-tugas akademik. Ia pun tidak memiliki minat untuk meraih prestasi atau mendapatkan penghargaan dalam proses pembelajaran. Hal ini juga erat kaitannya dengan sikap prokrastinasi (menunda-nunda) untuk mengerjakan tugas.
  • Sulit berkonsentrasi atau kurangnya fokus terhadap pelajaran. Hal ini bisa terjadi karena sudah hilang minat terhadap belajar, atau sebaliknya, ia menjadi tidak berminat untuk belajar karena memiliki kesusahan dalam fokus.
  • Kurangnya rasa percaya diri untuk mencapai sesuatu dalam belajar. Seseorang yang merasa pesimis dalam meraih target pembelajaran juga termasuk indikasi terjadinya academic burnout.
  • Terlalu sensitif dan mudah tersinggung terkait proses pembelajaran. Selain perasaan apatis, terlalu emosional dan mudah tersinggung terhadap pelajaran juga menjadi tanda seseorang mengalami academic burnout. Emosi tersebut dapat berupa sedih atau marah yang tidak terkendali.
  • Mudah sakit saat belajar. Sakit adalah simtom utama ketika tubuh mengalami kendala. Tak terkecuali saat burnout, seseorang akan mudah mengalami demam, pusing, mual, atau sakit perut ketika belajar. 

Tips Mengatasi Burnout saat Belajar

Nah, jika satu atau beberapa ciri di atas telah dirasakan, mungkin saja kamu telah mengalami burnout. Apabila dibiarkan, ini bisa menjadi masalah serius. Berikut tips agar kamu bisa mengatasi burnout ketika belajar.

Mencari Akar Masalah

Saat merasakan sesuatu, ada baiknya jika kamu bisa memikirkan asal atau penyebabnya. Mengidentifikasi sumber masalah akan membuatmu bisa menghentikannya atau mencegahnya di kemudian hari. Misalnya, rasa capek dirasakan karena pekerjaan rumah terlalu banyak atau jadwal yang sangat padat.

Mengatur Batasan

Apakah kamu pernah mendengar atau membaca istilah boundaries? Ternyata, ini sangat perlu, lho, dalam rangka menjaga dirimu dari rasa kelelahan. Kamu harus tahu kapasitas diri ketika menerima pekerjaan sehingga tidak menjadi overload dan menjadi beban. Ini juga akan membuatmu mudah mengatur jadwal agar tidak menumpuk tugas.

Mengenali diri juga penting, seperti cara belajar, kondisi dalam membangun perasaan nyaman, dsb. Hal-hal tersebut akan membantumu untuk mengendalikan diri lebih baik sehingga bisa mencegah rasa letih yang berlebihan.

Manajemen Tugas

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa prokrastinasi atau sikap menunda-nunda tugas berpengaruh untuk menyebabkan burnout. Maka dari itu, perlu ada manajemen tugas yang baik. Misalnya, kamu bisa mengatur jadwal untuk mengerjakan tugas atau membagi tugas besar ke dalam bagian-bagian kecil.

Berkomunikasi dengan Orang Terdekat

Ketika kamu sudah merasa sangat lelah, sempatkan waktumu untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bisa jadi, saat mengomunikasikan terkait bebanmu, kamu akan merasa lebih lega. Jika berkomunikasi dengan orang tua dan guru, siapa tahu kamu bisa mendapat solusi atau setidaknya mendapat pencerahan terkait perasaan yang dialami.

Menyempatkan Me Time

Nah, justru ada beberapa orang yang merasa lelah karena tidak menyempatkan waktu bagi dirinya sendiri. Luangkanlah sedikit waktumu untuk melakukan hal-hal yang disukai. Ini bisa menjadi kesempatan untuk istirahat sejenak dari kegiatan yang melelahkan dan membantumu mengembalikan energi yang terkuras.

Melatih Mindfulness

Selain meluangkan waktu untuk diri sendiri, kamu juga perlu memberi ruang untuk rasa syukur. Mindfulness adalah salah satu cara berpikir sadar yang memusatkan pada penerimaan. Dengan menerapkan mindfulness, kamu bisa lebih terbuka terhadap segala sesuatu yang terjadi dan berpikir lebih jernih.

Menjaga Hidup Sehat

Men sana in corpore sano. Pernahkah kamu mendengar istilah tersebut? Hal itu berarti di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Mungkin kamu sudah sering mendengarnya ketika duduk di bangku sekolah dulu. Hal itu benar adanya sebab kesehatan fisik pun benar-benar memengaruhi kondisi mental.

Nah, menjaga hidup sehat banyak caranya. Kamu bisa mulai dari makan-makanan bergizi, termasuk memperbanyak sayur dan buah; berolahraga rutin; dan tidur yang cukup. 

Mencari Lingkungan yang Positif

Dalam perkembangan manusia, lingkungan sangat berpengaruh untuk membangun pribadi yang kuat dan sehat. Lingkungan ini pun tidak terbatas secara alami ataupun sosial. Orang akan menjadi lebih positif jika ia hidup di tempat yang baik kondisinya.

Lalu, untuk membangun kebiasaan baik, diperlukan lingkungan sosial yang memadai dan bisa saling mendukung. Hidup bersama orang-orang dengan pikiran positif akan memengaruhi kita untuk mempunyai pola pikir yang sama.

Mengingat Tujuan 

Berkaitan dengan mindfulness, kamu juga bisa mengingat kembali tujuan belajar selama ini. Tentu kita belajar karena banyak pengetahuan yang bisa dipunyai untuk menjadi pribadi lebih baik. Tidak mengetahui apa-apa tentu akan lebih menyakitkan dibanding proses belajar yang menghasilkan pengetahuan baru.

Itulah beberapa penjelasan terkait burnout saat belajar dan juga cara mengatasinya. Jika rasa lelahmu sudah berkelanjutan dan sangat mengganggu aktivitas, ada baiknya segera dikonsultasikan dengan profesional, ya. Semoga membantu!


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.