Cerita Habib, Teman Tuli yang Buktikan Semua Bisa Jadi Talenta Digital

Cerita Habib, Teman Tuli yang Buktikan Semua Bisa Jadi Talenta Digital

Cerita Muhamad Habibi Lubis, Lulusan DBS Foundation Coding Camp 2023 yang buktikan kalau teman tuli juga bisa jadi talenta digital andalan

“Betapa pun sulitnya hidup ini, selalu ada sesuatu yang bisa kamu lakukan dan berhasil.”
Stephen Hawking, Ahli Fisika dan Kosmolog 

Tidak semua kerja keras akan diganjar dengan kesuksesan. Butuh tambahan keyakinan dan ketekunan di dalamnya. Muhamad Habibi Lubis (33) sangat paham akan hal ini, bahkan menanamkan pedoman tersebut pada setiap langkah hidupnya.

Meskipun lahir sebagai seorang penyandang disabilitas sensorik pendengaran, atau tuli, pria yang akrab dipanggil Habib ini menolak untuk terjebak dalam pikiran bahwa hidupnya akan terhenti di sana.

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

“Saya percaya bahwa kita harus memiliki tujuan jelas dan bekerja keras untuk meraihnya, terlepas dari kondisi atau keterbatasan yang kita miliki,” ujar Habib dengan lugas.

Salah satu langkah nyata yang diambilnya adalah ketika ia memutuskan untuk mengikuti program DBS Foundation Coding Camp. Di sana, Habib menemukan banyak peluang untuk membuka pintu masa depan yang lebih menjanjikan.

Seorang Pria Sederhana yang Ingin Membahagiakan Keluarganya

Seorang Pria Sederhana yang Ingin Membahagiakan Keluarganya

Lahir di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, pada tahun 1990, Habib adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Pada tahun 1992, seluruh keluarganya merantau ke Kabupaten Siak, Riau, dan menetap hingga hari ini. Meskipun didera oleh berbagai tantangan hidup, mereka selalu saling memberikan dukungan moral dan emosional.

Sejak ayahnya meninggal pada tahun 2009, ada tanggung jawab tersendiri bagi Habib untuk mencari nafkah untuk membantu mereka. Ditambah dengan kondisinya sebagai difabel tuli, yang membuatnya harus memakai alat bantu dengar di telinga kanannya. Setiap mengobrol, Habib juga berusaha memahami setiap gerakan bibir dari lawan bicaranya.

Tak ingin fokus pada diri sendiri, Habib juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial. Kini, Habib sudah menikah dan memiliki seorang anak. Ia pun semakin berkomitmen untuk menjadi sosok yang lebih baik lagi. Harapan dan dukungan dari orang-orang terkasih menjadi pelecut utama baginya untuk mengatasi segala tantangan. Baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam mengejar impiannya menjadi talenta digital unggulan.

Belajar Teknologi secara Otodidak

Habib, Teman Tuli yang Belajar Teknologi secara Otodidak

Ketertarikan Habib terhadap teknologi sudah tumbuh sejak ia remaja. Saat itu, ia kagum pada dunia digital yang dapat menghubungkan orang-orang dari belahan dunia berbeda. Semakin ia mempelajari tentang dunia digital, semakin kuat juga tekadnya untuk menelusurinya lebih dalam.

“Saat masih remaja, saya mempelajari dasar-dasar komputer dan internet secara otodidak lewat buku dan tutorial daring. Saya juga sering mencoba-coba perangkat lunak dan platform yang ada saat itu,” ceritanya.

Keputusannya untuk mengejar pendidikan formal pada bidang teknologi informasi menjadi tonggak penting dalam perjalanannya. Habib yakin bahwa pemahaman dan keahlian dalam teknologi akan membuka banyak peluang yang tak terbayangkan sebelumnya.

“Sebagai penyandang disabilitas, saya seringkali dihadapkan pada tantangan saat belajar teknologi. Namun, saya menghadapinya dengan kreativitas dan inovasi.”

Habib pun memutuskan untuk mengenyam pendidikan di Universitas Islam Riau, jurusan Teknik Informatika. Ia memilih untuk fokus pada bidang tersebut karena percaya bahwa teknologi memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam kehidupan orang banyak, termasuk untuk para difabel tuli sepertinya.

Dimulai dari ketertarikan pribadi serta semangat untuk terus belajar dan berkembang, Habib menapaki kariernya dalam bidang teknologi. Kini, ia bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Siak. 

Menemukan Program Belajar yang Inklusif: DBS Foundation Coding Camp

Menemukan Program Belajar yang Inklusif DBS Foundation Coding Camp

Bekerja dalam sektor teknologi informasi membuat Habib sadar kalau masih  banyak hal yang harus dipelajari, terutama di tengah era digital yang terus berkembang. Berangkat dari sini, ia pun merasa kalau sudah saatnya mencari tempat untuk mengasah kemampuannya. 

“Saya selalu mempertahankan mentalitas belajar yang berkelanjutan. Dari sini, saya mencari kesempatan untuk mempertajam kemampuan dan memperdalam pengetahuan saya tentang teknologi.”

Kebetulan, Habib cukup aktif dalam beberapa komunitas teknologi. Di sinilah ia mendapatkan informasi tentang DBS Foundation Coding Camp. Diperkuat dengan rasa penasarannya, ia pun berselancar di dunia maya dan menemukan kalau program intensif ini memang cocok untuknya. Ia pun lantas mendaftar DBS Foundation Coding Camp. Selang beberapa waktu, ia diterima pada alur belajar Front-End Web Developer.

“Motivasi saya mengikuti program DBS Foundation Coding Camp adalah inklusivitas bagi penyandang disabilitas seperti saya. Di sini, saya mendapatkan pelatihan intensif gratis dari para mentor berpengalaman seperti peserta lainnya,” ungkapnya.

Meskipun begitu, Habib sadar bahwa tantangan akan selalu ada selama proses belajar, di mana ia harus mencari solusi-solusi yang sesuai untuk melewatinya.

“Beberapa tantangan yang harus saya hadapi mulai dari tingkat kesulitan materi, intensitas waktu, adaptasi terhadap lingkungan baru, hingga kondisi fisik saya.”

Namun, Habib telah menyiapkan strategi untuk mengatasi semua tantangan tersebut. Ia memanfaatkan sumber daya yang tersedia, berlatih secara konsisten, berkolaborasi antar sesama peserta, dan berkomunikasi dengan para mentor tentang kebutuhan khususnya.

Menurut Habib, bagian terbaik saat belajar di DBS Foundation Coding Camp adalah mendapatkan bimbingan langsung dari mentor berpengalaman. 

“Selama belajar di program DBS Foundation Coding Camp, saya mendapatkan pengalaman praktis dalam pemrograman. Dalam lingkungan yang inklusif, saya merasa lebih dihargai dan diberikan kesempatan yang sama untuk mengembangkan kemampuan saya,” jelasnya.

Pesan Habib untuk Para Talenta Digital yang Menyandang Disabilitas

Pesan Habib untuk Para Talenta Digital yang Menyandang Disabilitas

Setelah menyelesaikan program DBS Foundation Coding Camp, Habib merasakan perubahan besar dalam dirinya. Tak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pemrograman, ia juga mendapatkan pengalaman praktis melalui proyek-proyek yang nyata. 

“Melalui program ini, saya juga berhasil memperluas jaringan profesional dan merasa lebih percaya diri untuk bersaing di dunia teknologi,” ungkap Habib.

Di antara semua kelas yang diikuti, kelas tentang pengembangan web adalah yang paling memberikan dampak baginya. Sekarang, Habib merasa lebih kompeten  dalam membuat proyek web sendiri serta meningkatkan keterampilan teknisnya dalam HTML, CSS, dan JavaScript

Setelah lulus dari DBS Foundation Coding Camp, Habib memiliki harapan besar untuk masa depannya. 

“Saya berharap dapat mengembangkan karier di dunia pemrograman. Saya juga berencana menghasilkan proyek-proyek yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar serta aktif berpartisipasi dalam komunitas teknologi sebagai mentee atau mentor.”

Ketika ditanya tentang motivasi untuk peserta DBS Foundation Coding Camp, Habib menegaskan kalau semua itu harus dimulai dari growth mindset dan harapan untuk memberikan kontribusi positif lewat dunia teknologi.

“Tetapkan tujuan yang jelas dan berpegang teguh padanya. Kerja keras dan keyakinan akan membantu kalian melewati setiap tantangan sampai akhirnya mencapai kesuksesan.”

Habib berharap ada lebih banyak teman tuli yang terinspirasi untuk menjadi talenta digital andal seperti dirinya. Salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah ikut serta dalam program DBS Foundation Coding Camp.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.