“Python” yang ini Bukan Jenis Ular, tapi Bahasa Pemrograman!

“Python” yang ini Bukan Jenis Ular, tetapi Bahasa Pemrograman!

Bahasa pemrograman Python, apakah kamu sering mendengar? Kira-kira apakah itu merupakan jenis bahasa pemrograman yang berhubungan dengan bahasa ular atau hewan lainnya? Jelas tidak dong! Sering kali orang awam tidak tahu alasan di balik bahasa pemrograman yang satu ini dinamakan Python. Memang ada baiknya sebelum kita mempelajari suatu bahasa pemrograman, kita pun tahu bagaimana sejarah bahasa pemrograman tersebut terbentuk.

Python adalah salah satu bahasa pemrograman paling populer saat ini. Python adalah bahasa pemrograman interpretatif yang dapat digunakan di berbagai platform dengan filosofi perancangan yang berfokus pada tingkat keterbacaan kode dan merupakan salah satu bahasa populer yang berkaitan dengan Data Science, Machine Learning, dan Internet of Things (IoT). Keunggulan Python yang bersifat interpretatif juga banyak digunakan, mulai dari prototyping, scripting dalam pengelolaan infrastruktur, hingga pembuatan website berskala besar.

Sejarah awal: Guido van Rossum, pencipta bahasa pemrograman python.

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Sejarah Bahasa Pemrograman Python

Tahukah kamu siapa pencipta bahasa pemrograman Python? Ia lah Guido van Rossum. Bahasa ini pertama kali dirilis pada 20 Februari 1991. Menariknya, ternyata nama “Python” ini bukan terinspirasi dari jenis hewan ular besar melainkan terinspirasi dari sebuah serial sketsa komedi lama di televisi BBC yang berjudul Monty Python’s Flying Circus, yang kabarnya Guido van Rossum ini sangat menggemari acara televisi tersebut.

Python terus berkembang dalam penggunaannya sehingga banyak fitur-fitur baru yang dikembangkan.

Python Versi 2.0

Dirilis pada Oktober 2000 dengan beberapa pengembangan fitur termasuk Garbage Collector dan Memory Management yang juga menjadi fitur pada beberapa bahasa pemrograman modern lainnya, di antaranya Java dan C#.

Python Versi 3.0

Versi ini memiliki perubahan mayor yang dirilis pada Desember 2008. Python 3.0 didesain sebagai versi yang tidak backward-compatible dengan versi-versi sebelumnya. Beberapa sintaksis/statement yang sebelumnya berjalan di versi 2.x, kini tidak lagi berjalan. Semua hal ini didasarkan pada keinginan bahasa Python yang kembali ke “inti”, yakni readable, consistent & explicit. Contohnya, fungsi print yang sebelumnya adalah statement di python 2.x, menjadi function di python 3.x.

Pengembangan Python

Saat ini, Python dikelola oleh lembaga non-komersial Python Software Foundation (PSF). Namun, sebelumnya, GvR dijuluki sebagai Benevolent Dictator for Life (BDFL) karena hampir semua keputusan pengembangan Python diambil oleh GvR. Berbeda dengan bahasa lain yang misalnya menggunakan voting dan semacamnya. 

Pasca tahun 2000, dibentuklah beberapa sistem yang memungkinkan Python menjadi lebih sustain, misalnya Python Enhancement Proposals (PEP) untuk pengembangan Python dan tentunya Python Software Foundation (PSF).

Jika PSF menjadi lembaga yang mengelola dan mengadvokasi Python, PEP menjadi panduan dalam pengembangan Python. Beberapa PEP memuat misalnya bagaimana sintaksis dan bahasa Python akan berevolusi, bagaimana modul akan dinyatakan usang (deprecated), dan sebagainya. Setelah kurang lebih 30 tahun dalam pengembangan Python, GvR memutuskan untuk tidak lagi menjabat BDFL pada 12 Juli 2018.

Salah satu patokan dalam pengembangan Python adalah PEP 20 yang berjudul Zen of Python.

The Zen of Python

Beautiful is better than ugly.
Explicit is better than implicit.
Simple is better than complex.
Complex is better than complicated.
Flat is better than nested.
Sparse is better than dense.
Readability counts.
Special cases aren’t special enough to break the rules.
Although practicality beats purity.
Errors should never pass silently.
Unless explicitly silenced.
In the face of ambiguity, refuse the temptation to guess.
There should be one– and preferably only one –obvious way to do it.
Although that way may not be obvious at first unless you’re Dutch.
Now is better than never.
Although never is often better than *right* now.
If the implementation is hard to explain, it’s a bad idea.
If the implementation is easy to explain, it may be a good idea.
Namespaces are one honking great idea — let’s do more of those!

Jika ada pengembangan fitur Python, PEP 20 inilah yang menjadi dasar/akar dalam mengambil keputusan.

Itulah sekilas penjelasan sejarah bahasa pemrograman Python. Setelah mengetahui sejarah nya, kamu pun perlu mempelajari bahasa Python ini lebih semangat lagi, terlebih jika kamu ingin melanjutkan ke konsentrasi yang lebih keren, seperti Machine Learning atau Data Science. Kamu bisa ikut Learning Path Machine Learning di sini ya, salah satunya ada kelas Python juga, lho!


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.