Kontribusi Dicoding untuk Indonesia dan ASEAN

Halo teman-teman,

Kali ini, penulis mau cerita tentang kesempatan penulis terlibat mewakili Dicoding  untuk Indonesia dan ASEAN. Dalam bidang apa? Tentunya yang terkait bidang pelatihan (training) dan pendidikan vokasi, yang mungkin selama ini teman-teman ikuti di Dicoding. Seperti yang kita tahu, pendidikan tidak hanya di sekolah yang bersifat formal, tapi juga pendidikan non formal yang ditempuh diluar sekolah, misalnya kursus atau pelatihan yang menjadi salah satu pilar dicoding melalui program Dicoding Academy, pelatihan ini disebut vokasi.

Keterlibatan Dicoding ini jika ditarik mundur, sudah cukup lama, yakni mulai pertengahan tahun 2016, saat Dicoding menjadi partner Intel dan GIZ dalam rangkaian program SMK Inclusive Innovation Challenge 2016. Dicoding yang masa itu masih sangat muda, diajak Intel untuk memberikan pelatihan ke SMK di seluruh Indonesia. Tentu teman-teman tahu dan familiar dengan Intel. Namun, GIZ? Yup. Kepanjangannya Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit, yakni Lembaga yang dibentuk pemerintah Jerman untuk Kerjasama Internasional.

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Salah satu misi GIZ ini adalah membantu program-program menarik di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Waktu itu, GIZ sangat tertarik untuk membantu Intel menjalankan pelatihan dengan topik IoT dan Mobile App di Indonesia, sehingga Dicoding ikut menjalin relasi dengan GIZ. Lepas program SMK Inclusive Innovation Challenge 2016, Dicoding berkesempatan untuk berkolaborasi bersama GIZ untuk program-program menarik berikutnya. Hadirlah SMK Tangkas Teknologi 2017 bersama IBM dan Axioo untuk membuat impact yang lebih luas lagi. Kali ini topiknya adalah Cloud & Mobile App.

Banyak pembelajaran yang Dicoding dapatkan dari kedua program ini, dan ternyata hal ini juga disadari oleh GIZ, sehingga Dicoding diundang hadir dalam beberapa Regional TVET Conference dan Regional Policy Dialogue di Myanmar, Vietnam, serta Jakarta. Kami berbagi cerita dengan beberapa negara ASEAN lainnya yang belum seberuntung Indonesia untuk memiliki pelatihan vokasi di bidang IT seperti Indonesia. TVET sendiri singkatan dari Technical and Vocational Education and Training, benar-benar pas dengan apa yang Dicoding kerjakan selama ini di Indonesia.

Kontribusi Dicoding

CEO Dicoding Narenda Wicaksono pada Regional TVET Conference 2017 di Myanmar

Di awal 2018, GIZ kembali ingin berkolaborasi, kali ini Dicoding akan bertemu dan berdiskusi dengan perwakilan negara lain di ASEAN yang sama-sama punya concern di TVET. Judulnya adalah “Regional Working Group – Business and industry cooperation in TVET”, singkatnya RWG-BIC. Grup ini beranggotakan 20 perwakilan dari 10 negara ASEAN. Indonesia sendiri diwakili oleh penulis (Yoza) – Dicoding dan Bpk. Yunus Triyonggo dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).

Kontribusi DIcoding

Yoza (penulis) bersama anggota Regional Working Group – Business and Industry Cooperation in TVET

Grup ini pada awalnya dibentuk di Jakarta, 22 Juni 2018, dan telah bertemu sebanyak lebih dari 5x dalam workshop serta pertemuan-pertemuan lainnya. 20 perwakilan ASEAN benar-benar membawa atmosfer berbeda. Penulis yang selama ini hanya mengalami kondisi di Indonesia mulai mengetahui seluk beluk TVET di berbagai negara ASEAN lainnya. Kami berkesempatan untuk studi banding ke Jerman pada bulan September 2018 dan membahas berbagai dinamika dan kondisi masing-masing negara kami melalui serangkaian pertemuan di bulan November 2018 hingga Maret 2019. Setiap pertemuan membahas berbagai problematika dan solusi untuk TVET di ASEAN

Terakhir, bulan Juni 2019 yang lalu, RWG BIC telah menyelesaikan tugasnya dengan menghasilkan 45 rekomendasi untuk Agenda TVET ASEAN. Dokumen rekomendasi ini dapat diunduh disini. Berhenti? Tidak.

Hasil pekerjaan kami mendapat apresiasi dari berbagai pihak termasuk ASEAN Business Advisory Council dan ASEAN Secretariat. Pada pertemuan Juni 2019 inilah, kami memutuskan bahwa hasil pekerjaan kami tidak akan hanya berhenti di tumpukan lemari saja.

Seluruh anggota Working Group diundang untuk mendirikan sebuah organisasi baru di ASEAN, yakni ASEAN Future Workforce Council (AFWC) – yang diberi mandat untuk memastikan terjaminnya masa depan ASEAN di bidang Future Workforce.

Bersambung – Baca artikel selanjutnya:  Dicoding sebagai Founding Member ASEAN Future Workforce Council

 


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.