Dekomposisi: Prinsip Dasar Computational Thinking

Halo, teman-teman semuanya! Kalian masih ingatkah dengan bahasan kita tentang computational thinking. Nah, kali ini kita mau bahas salah satu teknik dari computational thinking, yaitu dekomposisi. Kira-kira, apa sih dekomposisi itu? Bagaimana sih cara penerapannya? Teman-teman pasti penasaran, kan? Mari kita bahas.

Definisi Teknik Dekomposisi

Computational thinking adalah keterampilan berpikir yang dapat membantu kita untuk memecahkan masalah secara efektif dan efisien. Teknik computational thinking secara umum dapat diterapkan pada berbagai macam bidang, termasuk pemrograman, matematika, dan sains. Salah satu teknik yang mendasari computational thinking adalah dekomposisi. 

Dekomposisi adalah proses untuk memecahkan masalah kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah untuk diselesaikan. Dengan memahami konsep dekomposisi, kita dapat lebih mudah menyelesaikan masalah yang kompleks dengan efektif dan efisien.

đź’» Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Peran dan Tahapan Dekomposisi pada Computational Thinking

Dekomposisi menjadi dasar penerapan computational thinking dalam menyelesaikan masalah. Dekomposisi akan memecah masalah kompleks menjadi lebih kecil agar kita mudah memahami dan menganalisis masalah yang terjadi. 

Tanpa dekomposisi, teknik computational thinking yang lain akan sulit dilakukan karena masalah yang diselesaikan akan sulit dipahami dan dianalisis. Jadi, pemecahan masalah kompleks menjadi kurang efektif dan efisien.

Teknik dekomposisi

Dalam penerapan teknik dekomposisi, ada beberapa tahapan yang perlu kita lakukan sebagai berikut.

  1. Menganalisis masalah utama: pada tahapan ini kita perlu mengindentifikasi masalah utama dan memahami permasalahan tersebut.
  2. Mengurai dan memberi label pada bagian-bagian masalah: pada tahapan ini, setelah kita memahami masalah utama, kita dapat mulai menguraikan masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memberikan label pada bagian-bagian yang telah diuraikan.
  3. Menganalisis hubungan antar bagian-bagian masalah dan prioritas pengerjaan masalah: pada tahapan ini, setelah kita memberi label pada bagian-bagian kecil dari masalah, kita perlu memahami hubungan antar bagian masalah serta memahami urutan pengerjaan masalah.
  4. Melakukan analisis ulang: memastikan bagian-bagian masalah yang telah diuraikan masih bisa diurai menjadi masalah yang lebih kecil atau tidak. Setelah kita mendapati hubungan antar bagian masalah, kita bisa melakukan teknik dekomposisi terhadap bagian-bagian masalah yang telah diuraikan agar masalah menjadi lebih mudah untuk diselesaikan.

Memahami Konsep Dekomposisi

Agar teman-teman lebih mudah memahami konsep dekomposisi, kita bisa mengambil contoh permainan Gundam Plastic Model (Gunpla). Dalam permainan ini, pemain perlu merakit berbagai bagian kecil menjadi satu model yang utuh. 

Berikut adalah contoh gambaran dari bagian-bagian Gunpla. Jika kita lihat sekilas, mungkin kita akan bingung bagaimana benda-benda kecil tersebut bisa menjadi sebuah model robot.

Bagian bagian Gundam Plastic Model

contoh konsep dekomposisi, Gundam Plastic Model

Setelah kita melihat sekilas bagian-bagian Gunpla, kita bisa mulai untuk menganalisis dan mengelompokkan bagian-bagian tersebut sesuai dengan fungsinya. Misalnya, kita bisa mengelompokkan bagian-bagian berikut.

  1. Bagian kepala, leher, dan dada: bagian ini membentuk tubuh utama dari Gundam.
  2. Bagian lengan dan kaki: bagian ini membentuk anggota gerak dari Gundam.
  3. Bagian senjata: bagian ini berfungsi untuk menyerang atau bertahan.
  4. Bagian aksesori: bagian ini berfungsi untuk mempercantik atau menambah fungsi dari Gundam.

Setelah bagian-bagian tersebut dikelompokkan, kita bisa mulai merakitnya menjadi satu model yang utuh. Kita bisa mulai dengan merakit bagian-bagian yang berukuran besar dan mudah dirakit, seperti bagian kepala, leher, dan dada. 

Setelah bagian-bagian tersebut terpasang, kita bisa lanjut merakit bagian-bagian yang berukuran lebih kecil, seperti bagian lengan dan kaki. Terakhir, kita bisa merakit bagian senjata dan aksesori.

Proses dekomposisi dalam permainan Gunpla dapat dianalogikan dengan proses dekomposisi dalam computational thinking. Dalam computational thinking, masalah yang kompleks dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dipecahkan. Dengan membagi masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, kita dapat lebih mudah memahami masalah dan menemukan solusinya.

Teknik Dekomposisi pada Kehidupan Sehari-hari

Salah satu contoh penerapan teknik dekomposisi dalam kehidupan sehari-hari adalah memasak. Memasak adalah proses yang kompleks karena melibatkan berbagai langkah dan bahan. Namun, dengan menerapkan teknik ini, kita dapat memecah proses memasak menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan lebih mudah dipecahkan.

Misalnya, untuk membuat nasi goreng, kita bisa memecah proses memasak menjadi langkah-langkah berikut.

  1. Mempersiapkan bahan-bahan: memilih beras, sayuran, dan bumbu-bumbu.
  2. Memasak nasi: mencuci beras, menanak nasi, dan mendinginkan nasi.
  3. Memasak sayuran: mencuci sayuran, memotong sayuran, dan menumis sayuran.
  4. Membuat orak-arik telur: mengocok telur, menggoreng telur, dan mengorak-arik telurnya.
  5. Memasak nasi goreng: Pada bagian ini kita akan menggabungkan semua bagian nasi goreng menjadi satu masakan komplit, yaitu nasi goreng.

Dengan memecah proses memasak menjadi langkah-langkah yang lebih kecil, kita dapat lebih mudah memahami proses memasak. Lalu, kita dapat menyelesaikannya dengan lebih efektif dan efisien.

Selain memasak, teknik dekomposisi juga dapat diterapkan dalam berbagai kegiatan sehari-hari lainnya, seperti berikut.

  • Membersihkan rumah: membagi rumah menjadi ruangan-ruangan dan kemudian membagi masing-masing ruangan menjadi area-area yang lebih kecil.
  • Belajar: membagi materi pelajaran menjadi topik-topik yang lebih kecil dan kemudian membagi masing-masing topik menjadi subtopik-subtopik yang lebih kecil.
  • Menyelesaikan pekerjaan rumah: membagi pekerjaan rumah menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan kemudian membagi masing-masing tugas menjadi langkah-langkah yang lebih kecil.

Teknik Dekomposisi pada Computer Science

Selanjutnya, mari kita lihat contoh penerapan teknik dekomposisi pada computer science. Bayangkan teman-teman seorang mahasiswa fakultas computer science dan diminta untuk mengerjakan proyek ujian akhir mata kuliah game development, yaitu mengembangkan game bergenre platformer.

Mari kita coba terapkan teknik dekomposisi terhadap permasalahan ini. Kita uraikan proyek game platformer menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Misalnya, proyek tersebut dapat dibagi menjadi bagian-bagian berikut.

Teknik Dekomposisi pada proyek game platformer

Dengan membagi proyek menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, kita dapat lebih fokus pada masing-masing bagian dan menyelesaikan proyek secara lebih efisien. Selain itu, teknik dekomposisi juga dapat membantu kita untuk menghindari kesalahan dan memastikan kita memperhatikan detail-detail game untuk meningkatkan kualitas game yang  dikembangkan.

Kesimpulan 

Teknik dekomposisi adalah keterampilan penting yang dapat membantu kita memecahkan masalah yang kompleks secara efektif dan efisien. Dengan memahami konsep dekomposisi, kita dapat lebih mudah menyelesaikan masalah yang kompleks dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, teknik dekomposisi adalah keterampilan yang wajib dikuasai oleh setiap orang yang ingin mempelajari computational thinking.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.