Android App dengan Clean Architecture

Merapikan Android App dengan Clean Architecture

Kalau kamu sedang membangun aplikasi Android dan mulai merasa kodenya seperti benang kusut yang sulit dipelihara, mungkin sekarang saatnya mencoba pendekatan clean architecture

Konsep ini bukan hanya sekadar gaya atau tren dalam pengembangan perangkat lunak, tapi sebuah pendekatan arsitektural yang bisa bikin proyek kamu lebih terstruktur, scalable, dan mudah di-maintain.

Dalam artikel ini, kita akan membahas clean architecture dalam konteks pengembangan Android. Kamu akan belajar apa itu clean architecture, alasan pentingnya, dan cara menerapkannya dalam proyek kamu. Siap? Yuk, kita mulai!

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Apa Itu Clean Architecture?

Clean architecture adalah sebuah konsep arsitektural yang dikenalkan oleh Robert C. Martin (alias Uncle Bob). Tujuannya adalah memisahkan kode berdasarkan tanggung jawabnya sehingga setiap bagian memiliki fungsi yang jelas dan tidak saling tumpang tindih.

Secara umum, konsep ini membagi kode dalam beberapa layer utama.

  • Entities: Berisi business logic murni atau model yang tidak tergantung pada hal lain.
  • Use Cases (Interactors): Menyimpan logika aplikasi, biasanya proses atau flow yang terjadi dalam aplikasi kamu.
  • Interface Adapters (Presenters, Controllers, Gateways): Berfungsi sebagai penghubung antara UI dan use case.
  • Frameworks and Drivers (UI, Database, API): Bagian yang berinteraksi langsung dengan perangkat keras, sistem luar, atau framework seperti Android SDK.

Intinya, yang dari luar tak boleh tahu detail bagian dalam. Namun, bagian dalam (seperti entitas dan use case) harus sebisa mungkin bebas dari ketergantungan eksternal.

Mengapa Clean Architecture Penting untuk Android?

Aplikasi Android sering kali dimulai dengan struktur sederhana. Namun seiring dengan bertambahnya fitur dan codebase, semuanya bisa menjadi sangat kompleks. Kalau tidak punya struktur yang rapi, kamu bisa jatuh ke lubang: kode yang susah dimodifikasi, memicu banyak bug, dan sulit ditulis ulang.

Beberapa alasan clean architecture cocok banget buat Android.

  • Modularisasi: Mudah menerapkan prinsip separation of concerns dengan membagi kode dalam modul atau package terpisah.
  • Testability: Unit test jadi lebih mudah karena logika tidak bergantung langsung pada Android SDK.
  • Maintainability: Struktur kode yang rapi bikin kamu (dan tim kamu) bisa lebih cepat memahami dan memperbarui aplikasi.

Struktur Clean Architecture dalam Aplikasi Android

Sekarang kita masuk ke bagian yang lebih praktikal: bagaimana struktur clean architecture dalam aplikasi Android?

Biasanya, arsitektur ini dibagi menjadi tiga layer besar.

1. Domain Layer

  • Penjelasan: Layer inti yang berisi business logic.
  • Komponen utama:
    • Entitas (Entity)
    • Use cases (Interactor)
  • Ciri: Tidak tahu-menahu tentang Android, database, atau API.

2. Data Layer

    • Penjelasan: Bertugas mengambil dan mempersiapkan data dari sumber eksternal, seperti REST API atau database.
    • Komponen utama:
  • Repositories
    • Data sources (remote/local)
  • Ciri: Implementasi dari repository interface pada domain layer.

3. Presentation Layer (UI)

  • Penjelasan: Layer paling luar tempat kamu membangun tampilan UI, seperti Activity, Fragment, atau Compose.
  • Komponen utama:
    • ViewModels
    • UI state dan event
  • Ciri: Hanya mengandalkan interface (abstraksi) dari domain layer.

Struktur Paket (Packaging)

Kamu bisa membagi package-nya seperti ini.

Atau, kalau kamu suka pendekatan per fitur, bisa buat per modul fitur: login, profile, home, dst.

Contoh Penerapan Sederhana

Misalnya kamu punya fitur untuk pengambilan list artikel dari REST API.

  • Entity: Artikel (id, judul, isi).
  • Use Case: GetArticlesUseCase.
  • Repository: Interface ArticleRepository pada domain, implementasinya dalam data layer.
  • Remote Datasource: ArticleApiService.
  • ViewModel: Panggil GetArticlesUseCase.
  • UI: Menampilkan daftar artikel dalam RecyclerView atau Compose List.

Apa untungnya ini? Kalau besok ganti dari REST API ke GraphQL atau Local DB, kamu cukup ubah dalam data layer saja dan bagian lain tetap aman.

Tips dalam Menggunakan Clean Architecture

  • Gunakan dependency injection: Library seperti Hilt atau Koin bikin kamu lebih mudah mengelola dependensi antar layer.
  • Mulai sederhana dulu: Tidak semua proyek harus langsung full clean architecture. Mulai dari pemisahan domain dan data sudah sangat membantu.
  • Hindari over-engineering: Jangan sampai kamu bikin 10 interface untuk sesuatu yang sebenarnya tidak rumit. Tujuan clean architecture adalah menyederhanakan, bukan mempersulit.
  • Konsisten dalam struktur: Sepakati struktur dan penamaan dengan tim kamu agar lebih mudah bekerja sama.

Tantangan Penerapan Clean Architecture

Meskipun clean architecture punya banyak kelebihan, tidak ada solusi yang sepenuhnya bebas masalah.

Beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan.

  • Menambah kompleksitas awal: Untuk proyek kecil, struktur ini mungkin terasa berlebihan.
  • Perlu waktu belajar: Kalau tim belum familier, butuh proses adaptasi.
  • Membuat lebih banyak file: Karena setiap tanggung jawab dipisah, jumlah file bisa meningkat.

Namun, semua itu akan terbayar ketika aplikasi tumbuh. Semakin besar aplikasi kamu, clean architecture akan membantu kamu tetap waras saat mengubah atau menambahkan fitur.

Kesimpulan

Clean architecture memberikan fondasi kuat dalam membangun aplikasi Android yang terstruktur dengan baik, mudah dikembangkan, dan bisa bertahan jangka panjang. Dengan memisahkan kode berdasarkan tanggung jawab dan menjaga interface antar layer, kamu akan lebih siap menghadapi kompleksitas besar di masa depan.

Kalau kamu sedang atau akan membangun aplikasi Android dengan serius, sekarang waktunya mulai menerapkan clean architecture. Mulai kecil, pelajari terus, dan bangun fondasi yang kokoh untuk kode kamu.

Sudah siap membuat aplikasi Android kamu lebih bersih dan scalable? Yuk, mulai refactor struktur proyek kamu hari ini!

Sekian pembahasan artikel kali ini, terima kasih sudah membaca artikel ini sampai akhir! 

Sampai jumpa dalam artikel lainnya. 👋


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.