Kupas Tuntas Rahasia WhatsApp Web

Hobi Chatting-an? Yuk! Kupas Tuntas Rahasia Whatsapp Web

Hayoo, ngaku! Kamu datang ke sini karena hobi kamu chatting-an atau pengin tahu teknologi di balik WhatsApp Web? Hihi.

Coba … sudah berapa lama menggunakan WhatsApp? Setahun? Dua tahun? Atau bahkan dari pertama WhatsApp rilis?

Eits, tunggu dulu! 

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Apakah kamu tahu kapan WhatsApp rilis? For your information, nih, ya. Ternyata WhatsApp sudah rilis dari 14 tahun yang lalu, lho! Tepatnya tanggal 24 Februari 2009 dan enam tahun kemudian WhatsApp berekspansi serta dapat diakses melalui website pada 21 Januari 2015. Nah, lebih kurang sudah delapan tahun, nih, lamanya eksistensi WhatsApp Web.

Sebagaimana yang kita tahu, menggunakan WhatsApp Web sangatlah mudah, seperti yang tertera pada gambar di bawah ini.

Kamu cukup memindai barcode yang muncul pada website WhatsApp menggunakan ponsel agar kamu dapat terhubung dengan WhatsApp yang terdapat pada layar komputermu. Tidak lama, kamu pun akan langsung dapat menggunakan WhatsApp Web tersebut.

Namun, apakah kamu tahu sebenarnya bagaimana cara teknologi WhatsApp Web bekerja? Yuk, kita simak penjelasannya di bawah ini.

Sebelum ke pembahasan teknologi yang menunjang WhatsApp Web, perlu digarisbawahi bahwa arsitektur WhatsApp terdiri dari WhatsApp Server Architecture dan WhatsApp Client Architecture.

WhatsApp Server Architecture terdiri dari dua kategori, yaitu server front-end dan server back-end. Server front-end menangani autentikasi pengguna, enkripsi pesan, dan perutean pesan. Server back-end menyimpan data pengguna, termasuk riwayat obrolan, file media, dan informasi profil.

Hayoo, ngaku! Siapa yang pernah cek chat-chat lama buat flashback? Hihihi. Nah, pesan-pesan tersebut sudah pasti tersimpan di server back-end, ya.

Kemudian, WhatsApp Client Architecture terbagi menjadi beberapa komponen diantaranya user interface (antarmuka pengguna), network layer (lapisan jaringan), encryption layer (lapisan enkripsi), dan message delivery layer (lapisan pengiriman pesan).

Server tersebut tentunya memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing. Salah satunya adalah user interface.

User interface atau antarmuka pengguna bertanggung jawab untuk menampilkan fitur aplikasi dan memberi pengguna antarmuka yang intuitif untuk berinteraksi dengan aplikasi. Nah, dalam pembahasan kali ini kamu akan mengenali berbagai teknologi yang membantu tampilan atau user interface pada WhatsApp Web.

Pada dasarnya dibalik teknologi user interface WhatsApp Web dibangun menggunakan kombinasi teknologi, salah satunya menggunakan React.

React dapat mendesain tampilan sederhana untuk setiap level dalam aplikasi. Jadi, React dapat digunakan untuk membuat dan mengembangkan pembuatan aplikasi berbasis web. 

Sebagaimana yang kamu lihat pada beberapa gambar di atas, tampilan tersebut dibangun oleh bantuan React. React merupakan library JavaScript yang digunakan dalam proses pengembangan aplikasi web yang dinamis.

Selain itu ada pula teknologi-teknologi lain yang digunakan dalam mengembangkan user interface pada WhatsApp Web sebagai berikut.

  1. Redux
    Merupakan perpustakaan manajemen yang digunakan untuk mengelola state  pada aplikasinya (state management).
  2. Websocket
    Teknologi Websocket digunakan untuk memfasilitasi komunikasi waktu nyata antarpengguna. Protokol WebSocket memungkinkan komunikasi dua arah antara klien dan server melalui satu koneksi, memungkinkan transfer data dalam real time.
  3. SQLite
    Digunakan sebagai relational database ringan yang digunakan untuk menyimpan data secara lokal di perangkat pengguna.

Tahukah kamu? Bahwa WhatsApp telah bereksperimen dengan berbagai fitur seperti kode QR yang dapat kamu lihat pada gambar di atas, kemudian yang memudahkan bisnis terhubung dengan pelanggan mereka, dan integrasi pembayaran, yang memungkinkan pengguna mengirim dan menerima uang melalui aplikasi.

Lalu, mengapa React digandrungi hingga saat ini?

Selain WhatsApp, React digunakan oleh perusahaan-perusahaan ternama, seperti Facebook, Netflix, dan Instagram, lho. Penggunaan React JS hanya membutuhkan beberapa software saja dan tidak membutuhkan banyak RAM ataupun memori internal. 

Tentunya, WhatsApp memiliki beberapa rencana fitur yang akan datang untuk meningkatkan layanan dan pengalaman penggunanya. Salah satu fitur yang akan data paling signifikan adalah pengenalan multi-device support, yang memungkinkan pengguna untuk menggunakannya di banyak perangkat tanpa perlu ponsel mereka terhubung ke internet. Selain itu, WhatsApp sedang berupaya meningkatkan kemampuan panggilan video dan audio grup dan memperkenalkan pesan menghilang untuk semua obrolan.

Tak lupa, bahwa WhatsApp terus meningkatkan layanannya dan beradaptasi dengan teknologi baru untuk menyediakan platform chat (mengirim pesan) yang aman dan efisien bagi penggunanya. Akibatnya, dampak terhadap masa depan akan komunikasi sangat signifikan.

Jadi, gak ada lagi alesan gabisa kirim chat, ya. Hihi.

Gimana? Menarik, bukan? Kamu juga bisa, lho, membuat WhatsApp Clone berbasis web menggunakan React dengan bantuan Visual Studio Code. Tertarik mencoba? Yuk! Ikuti kelas React terlebih dahulu di Dicoding pastinya!

Ada gempa, di rumah Anya.

Tjakeepp~

Sampai jumpa, di blog selanjutnya.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.