“Kemampuan Tidak Mengenal Gender. Ia Tumbuh dari Keberanian untuk Mencoba.”

Cerita Karinda Amelia, Lulusan Laskar AI 2025

Berkarier dalam bidang AI adalah cita-cita Karinda Amelia (22), seorang perempuan asal Lahat, Sumatra Selatan, dengan konsistensi belajar yang luar biasa. Karinda merasa skills yang ia peroleh dari kampus perlu dilengkapi dengan proses belajar mandiri lebih intensif. Oleh karenanya, Karinda belajar dalam program Laskar AI.

Ke mana program Laskar AI kemudian membawanya? Mari kita baca cerita lengkapnya!

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Ikut Laskar AI karena Sedang Menekuni Machine Learning dan Data Science

Karinda tumbuh dalam keluarga yang menganggap pendidikan sebagai prioritas dan investasi jangka panjang. Tak heran jika kemudian Karinda menjadi pribadi yang bersungguh-sungguh dalam belajar, pantang menyerah, dan senantiasa menghargai proses.

Kesungguhan Karinda dalam bertumbuh tecermin saat ia lulus SMA. Menyadari bahwa ia memiliki minat yang kuat terhadap Matematika dan problem solving, Karinda mantap untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas Sriwijaya, jurusan Teknik Informatika. 

Dengan berkuliah di perguruan tinggi tersebut, Karinda merasa bisa mengejar passion sembari tetap dekat dengan keluarga yang memang berdomisili di Sumatra Selatan.

Meski telah resmi menjadi seorang mahasiswi dalam bidang IT, rasa haus Karinda akan ilmu pengetahuan tak pernah habis. Oleh karenanya, saat ia berkenalan dengan program Laskar AI dari email promosi yang dikirimkan oleh Dicoding, ia tertarik untuk ikut serta.

“Fokus program pada learning path AI engineer, yang mencakup machine learning dan data science membuat saya yakin untuk mendaftar Laskar AI. Dua bidang tersebut sedang saya tekuni dan sangat berkembang pesat saat ini,” kenang Karinda.

Karinda pun mengaku bahwa kolaborasi strategis antara Lintasarta, Dicoding, dan NVIDIA turut mendorongnya untuk bergabung dalam program Lintasarta. Ia melihat ketiga perusahaan ini memiliki reputasi yang tidak perlu diragukan lagi dalam bidang teknologi.

Menuntaskan Proses Belajarnya Sebaik-Baiknya dalam Program Laskar AI

“Intens” adalah satu kata yang disebutkan oleh Karinda saat harus menggambarkan proses belajarnya dalam program Laskar AI. Selain itu, ia pun merasa program ini cukup fleksibel karena kegiatan belajar mengajar dilangsungkan secara online.

“Proses belajar dalam program Laskar AI sangat komprehensif karena kita bisa berlatih langsung dalam sesi instructor-led training, mendapatkan insights dari expert session, dan mengimplementasikan pembelajaran yang kita peroleh dalam proyek akhir yang bernama capstone project,” ujar Karinda.

Dari keseluruhan pengalaman belajar AI-nya dalam program Laskar AI, Karinda merasa bagian terbaiknya adalah sistem feedback yang detail dan konstruktif. Ia senang code reviewer Dicoding tak hanya sekadar menunjukkan bagian dalam tugas pengerjaan kodenya yang mesti diperbaiki, tetapi juga arahan konkret untuk perbaikan.

“Tantangan terbesar dari belajar dalam Laskar AI adalah beban tugasnya yang cukup berat dan rasa lelah yang membuat saya hampir menyerah. Namun, saya kembali pada prinsip saya bahwa setiap proses harus dituntaskan,” ujar Karinda.

Meski harus menghadapi tantangan tersebut, Karinda merasa memperoleh banyak hal dari proses belajarnya dalam program Laskar AI. Ia mengaku bisa menguasai skills AI secara mendalam, mengalami transformasi mindset sehingga lebih data-driven dan analitis dalam mengambil keputusan, serta merasa lebih matang secara profesional.

Berhasil Menjadi Seorang AI Engineer

Kesungguhan Karinda belajar dalam program Laskar AI memberikan hasil yang memuaskan. Ia tidak hanya menyandang gelar salah satu lulusan terbaik, tetapi juga memperoleh kesempatan untuk wawancara di Lintasarta. Karinda mengaku bahwa pengalaman belajarnya dalam program Laskar AI membantunya pada proses rekrutmen di perusahaan tersebut.

“Ketika saya ditanya tentang implementasi AI di bidang cybersecurity, terutama untuk anomaly detection, saya bisa menjelaskan bagaimana workflow machine learning dapat diterapkan untuk mendeteksi pola abnormal secara real-time. Pengalaman capstone project juga membantu saya mendemonstrasikan pemahaman tentang kolaborasi tim dalam mengembangkan solusi berbasis AI, dari tahap eksplorasi data hingga deployment,” ucap Karinda.

Akhirnya, Karinda berhasil diterima sebagai AI Engineer Intern dalam divisi Information Security di Lintasarta. Ia bertugas untuk mengembangkan solusi AI untuk anomaly detection secara real-time pada log sistem, yang memungkinkan deteksi ancaman cyber lebih cepat dan akurat dibandingkan analisis manual.

“Kelas Belajar Analisis Data dengan Python, Machine Learning Terapan, dan Membangun SIstem Machine Learning sangat membantu saya dalam melakukan pekerjaan saya,” tambah Karinda.

Kini, berhasil memulai kariernya dalam bidang AI, Karinda berharap ke depannya ia dapat terus memperdalam keahliannya serta berkontribusi dalam pengembangan solusi keamanan yang relevan dan berdampak di dunia industri. 

Ia pun ingin bisa mengambil peran yang lebih strategis dalam penerapan AI untuk meningkatkan ketahanan sistem dan pengambilan keputusan berbasis data.

“Kemampuan itu tidak mengenal gender. Ia tumbuh dari keberanian mencoba, konsistensi, dan kemauan untuk terus belajar,” tutup Karinda.

Dalam jangka panjang, sebagai seorang profesional muda pada bidang teknologi, ia juga ingin berbagi pengetahuan serta pengalaman melalui mentoring atau komunitas agar dapat mendorong orang-orang di luar sana percaya diri dan berani berkarier dalam bidang teknologi.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.