Cerita Ramdaniel Arya Suantadiredja, Lulusan Dicoding Bootcamp Batch 1
Dulu, Ramdaniel Arya Suantadiredja (25) bercita-cita kuliah Matematika. Namun, takdir membawanya ke dunia Teknik Informatika. Meski awalnya bukan pilihan utama, jurusan ini justru membuka jalan baru baginya untuk mengeksplorasi dunia teknologi yang sejak kecil sudah akrab dengannya.Â
Lahir dan tumbuh di Sumedang dalam keluarga wiraswasta, Daniel dibesarkan dengan nilai-nilai kerja keras serta keinginan kuat untuk terus berkembang. Ia pun tak berhenti mencari cara untuk bertumbuh, bahkan ketika sudah bekerja penuh waktu sebagai Command Center IT Operator.
đź’» Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangKeinginan untuk naik level dalam karier membuatnya bergabung dengan Dicoding Bootcamp. Mesti belajar sambil bekerja sempat menguji semangatnya. Namun, hal itu menjadi sebuah titik balik. Daniel menemukan kembali esensi belajar, yakni memahami, bukan sekadar meniru.Â
Dari yang sebelumnya terjebak dalam tutorial hell, kini, ia berhasil menjadi Junior Full Stack Developer. Baginya, perubahan besar dimulai dari langkah kecil dan konsistensi yang dijaga setiap hari.
Mulanya Ingin Kuliah dalam Bidang Matematika, Daniel Akhirnya Jadi Mahasiswa IT
Lahir di Kabupaten Sumedang sebagai sulung dari dua bersaudara, Daniel tumbuh dalam keluarga wiraswasta yang mengajarkan pentingnya kerja keras, menghargai sesama, dan bersikap baik kepada siapa pun tanpa pandang bulu.Â
Meski orang tuanya memiliki harapan besar padanya sebagai anak laki-laki pertama, mereka juga memberikan kebebasan bagi Daniel untuk menentukan jalan hidupnya sendiri.
Selepas SMA, Daniel sebenarnya bercita-cita masuk jurusan Matematika. Namun, takdir membawanya ke jurusan Teknik Informatika di Universitas Sebelas April, Sumedang. Pilihan yang awalnya bukan prioritas itu justru menjadi titik awal perjalanan seriusnya di dunia teknologi.Â
Ia pun aktif di kampus, salah satunya sebagai wakil ketua komunitas fotografi, sebelum akhirnya lulus dan bekerja sebagai Command Center IT Operator di Indonesia Defence Services.
Meski telah memiliki pekerjaan tetap, Daniel merasa dirinya masih bisa berkembang lebih jauh lagi. Perkembangan diri itu tak akan terwujud jika Daniel diam saja. Selain menyadari bahwa ia perlu meningkatkan kompetensi, Daniel pun memiliki keinginan untuk berkarier dalam bidang pengembangan perangkat lunak.
Belajar Front-End Web & Back-End Development di Dicoding Bootcamp Batch 1
Di tengah keinginannya untuk berkembang dan berkarier dalam bidang pengembangan perangkat lunak, Daniel menemukan program Dicoding Bootcamp melalui media sosial. Ia tertarik untuk ikut serta karena selain struktur kurikulumnya jelas, ada juga fasilitas mencicil biaya pembelajaran.
Daniel memilih alur belajar Front-End Web & Back-End Development. Awalnya, ia sempat ragu karena materi yang ditawarkan lebih menekankan pada dasar-dasar pemrograman dibandingkan framework populer, seperti React atau Next.js. Namun, keraguan itu berubah menjadi pemahaman yang mendalam seiring waktu.
“Saya dulu terjebak dalam tutorial hell. Bisa ngoding, tapi enggak tahu kenapa kodenya seperti itu. Di Dicoding, saya diajarkan fundamentalnya sehingga mulai paham cara debugging, alasan di balik setiap baris kode, dan bisa belajar autodidak secara lebih mandiri,” jelasnya.
Baginya, penguasaan teknologi dasar adalah fondasi utama yang memungkinkan seseorang berkembang lebih cepat dan kuat dalam jangka panjang.
Belajar di Dicoding Bootcamp Sembari Bekerja adalah Tantangan Tersendiri bagi Daniel
Belajar di Dicoding Bootcamp sambil bekerja tentu tidak mudah bagi Daniel. Tantangan terbesar Daniel adalah manajemen waktu. Ada kalanya ia memiliki waktu luang, tetapi tak jarang juga tenggelam dalam kesibukan kantor.
“Tantangan lainnya adalah mengerjakan proyek akhir secara berkelompok. Menentukan partner dan membangun kerja sama tim enggak gampang,” katanya.
Meski begitu, ia tetap menikmati prosesnya. Justru, Daniel merasa bagian terbaik dari Dicoding Bootcamp adalah pengalaman belajarnya yang menyeluruh. Ia tidak hanya memperoleh hard skills, tetapi juga soft skills, seperti komunikasi, kolaborasi, dan manajemen waktu.
Hasil kerja keras dan konsistensinya pun membuahkan hasil. Setelah lulus dari Dicoding Bootcamp, Daniel berhasil bertransisi menjadi Junior Full Stack Developer, sebuah pencapaian yang sebelumnya hanya ia bayangkan.
“Konsistensi Akan Membawamu pada Perubahan Besar.”
Kelas “Belajar Dasar Pemrograman JavaScript” berkontribusi besar pada kesuksesannya bertransisi menjadi seorang full stack developer. Fondasi kuat yang ia dapatkan membuatnya mampu mempelajari framework baru tanpa kesulitan berarti, sebuah kemampuan yang sangat dibutuhkan di industri teknologi yang terus berubah cepat.
“Dicoding Bootcamp sangat membantu proses transisi saya. Kurikulumnya jelas, pengalaman belajarnya menyenangkan, dan saya dibekali keterampilan yang bisa langsung saya terapkan dalam pekerjaan,” ungkap Daniel.
Ia juga menekankan bahwa dalam dunia teknologi, belajar adalah proses tanpa akhir. Maka dari itu, bekal mental dan disiplin belajar dari Dicoding sangat membantunya untuk terus tumbuh.
Kepada para talenta digital lain yang ingin mengikuti jejaknya, Daniel menuturkan sebuah pesan penutup. “Waktu dan kesempatan itu bisa dibuat. Jangan lihat berapa lama kamu belajar, tapi lihat seberapa konsisten kamu menjalaninya. Mulailah dari hal kecil dan lakukan terus. Konsistensi akan membawamu pada perubahan besar.”