belajar programming

3 Manfaat Belajar Programming sejak Dini 

3 Manfaat Belajar Programming sejak Dini 

Indonesia menikmati masa bonus demografi. Artinya, jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari jumlah penduduk yang berusia non-produktif. Faktanya, penduduk dengan rentang umur 15 s.d. 64 tahun  mencakup 70 % dari total 270 juta penduduk! (SP 2020) 

Di antara penduduk Indonesia ini adalah Gen-Z, yakni generasi muda berumur 8- 23 tahun yang jumlahnya mencapai 75 juta orang. Lahir di era digital, mereka lekat dengan perangkat teknologi, lebih mandiri, dan penuh dengan ambisi.

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Besarnya sumber daya manusia yang sarat dengan anak muda ini, tak dimiliki oleh negara lain di Asia Tenggara. Jika dikelola dengan baik, tentunya generasi muda bisa menjadi penggerak perubahan yang dominan, termasuk di bidang IT. Tak hanya sekadar pengguna aktif, generasi mudah bisa menjadi kreator teknologi sedari dini. Contohnya sudah bertebaran di mana-mana. 

Marla Marlena, salah satunya. Di usianya yang masih 16 tahun, prestasi gen-Z ini di bidang programming, tak bisa dilirik sebelah mata. Dua puluh (20) kelas Dicoding telah ia luluskan. Dua (2) Challenge sudah ia menangkan. Dan baru-baru ini Marla pun dipercaya jadi salah satu Fasilitator termuda di Dicoding. 

Member Dicoding sejak 2019 ini telah membuktikan. Belajar coding itu sangat bisa kita lakukan sejak dini. Tidak ada batasan, selama serius dalam bertekad dan berusaha . 

Belajar jadi Marla, tentu kamu penasaran. Apa sih alasan serta manfaat belajar programming sejak dini? Simak ceritanya berikut ini. 

Belajar Programming karena Orientasi Masa Depan

Bagi Marla orientasi masa depan itu, sangat penting. Bercita-cita raih sukses dalam kuliah dan bekerja?  Eksplorasilah minat dan bakatmu. Salah satunya, lewat belajar programming. 

Marla adalah siswi kelas X dari SMA Santa Yoseph Pangkalpinang, Bangka Belitung. Pembawaannya selalu bersemangat, seakan tak pernah “low-battery.” Dengan sorot mata tajam, lugas ia  bertutur 

“Sejak SMA kita harus mulai berpikir langkah apa yang mau kita ambil ke depan” 

Beruntung memiliki kakak seorang developer, Marla berkenalan dengan dunia IT sejak 14 tahun. Jenuh menulis blog dan puisi, Marla diperkenalkan sang kakak pada programming saat masih di bangku SMP. Pengalaman itu sangat membekas di hatinya dan meyakinkan Marla untuk suka dengan dunia teknologi. 

Saat akhir pekan teman-temanya nongkrong menghabiskan waktu di kafe, Marla lebih memilih membuka laptop-nya, asyik dengan materi belajar di Dicoding. 

Awalnya orang tuanya menegur karena mengira Marla asyik main game saja. Tapi perlahan, mengamati Marla yang ternyata sungguh-sungguh belajar, ayah dan ibunya jadi paham.  Screentimee berarti berlatih coding.

Dari kedua puluh kelas yang ia luluskan dengan baik, satu (1) favoritnya adalah kelas Belajar Membuat Augmented Reality dengan Lens Studio. Dari kelas itu pula ia gandrung berkreasi membuat karya Augmented Reality-nya sendiri.  Berbekal filter buatannya, Marla jadi 1 dari 100 pemenang IDCamp Developer Challenge – Snapchat AR Creator Ramadan Series baru baru ini di Dicoding Challenge.

Meraih Manfaat dari Belajar Programming

Berkaca pada cerita Marla, apa faedahnya belajar programming sejak dini? Jawabannya ada di sini: 

  • Mantap Memutuskan Bidang yang Ditekuni setelah Sekolah 

Ingin kuliah atau bekerja setelah sekolah? Pastikan kamu tak salah jurusan. Faktanya, di dunia kuliah sebanyak 87 % mahasiswa mengaku salah pilih jurusan, seperti temuan studi Indonesia Career Centre Network pada tahun 2017. Singkatnya, tidak nyambung antara minat bakat dengan jurusan yang diambil. Akibatnya, rugi biaya, waktu, dan kesempatan, bukan? Tentu saja! 

Untuk itulah, jika memilih jurusan IT, pastikan itu karena kamu sedikitnya sudah mengenal dan suka dengan apa yang akan kamu pelajari. Bukan karena ikut-ikutan teman dan bukan pula karena penilaian awam ”IT itu keren!” Lantas, bagaimana caranya agar dapat gambaran tentang seperti apa bidang kuliah tsb? Buka diri untuk bereksplorasi

Salah satunya, belajar programming sejak dini! Kamu jadi tahu dan bisa memvalidasi -cocok belajar dan berkarya di bidang IT atau tidak. Bagi Marla, belajar programming sejak di bangku SMP tidaklah berlebihan. Terutama, itu karena sikap dirinya berorientasi masa depan. 

Setelah belajar di kelas Dicoding, gadis yang gemar travelling ini, kini merasa jatuh hati dengan dunia AR / VR . Di kepalanya telah tergambar pilihan kuliahnya nanti -antara teknologi informasi atau pariwisata. 

Lebih spesifik, Marla mengaku ingin belajar kedua hal tsb -pariwisata dan AR / VR- agar mampu menciptakan pengalaman berwisata masa depan yang jauh lebih mudah, murah, dan praktis. Apa itu? Dalam bayangannya, pelancong di masa depan bisa berkelana ke tempat-tempat wisata tanpa harus membeli tiket perjalanan sekalipun! Alih-alih, dengan teknologi AR / VR buatannya nanti, wisatawan bisa menikmati paket perjalanan imersif seolah-olah nyata, meski mereka sepenuhnya ada di dunia maya.  

  • Memetik Hasil lebih Dini 

“Siapa cepat, dia dapat.” Doktrin ini pas menggambarkan manfaat tangible yang bisa kamu dapat jika belajar lebih awal. 

Karya Nyata:
Mulanya Marla ingin belajar programming karena ia jadi bisa merealisasikan apa yang dipikirannya jadi sebuah karya nyata. Ia belajar di kelas alur belajar Front-end Web Developer hingga lulus kelas level menengah. Dari pengalaman tersebut, ia menghasilkan karya web bagi koperasi dan proogram edu fair untuk sekolahnya.  

Tak hanya itu, ada pula karya AR buatannya yang menang Dicoding Challenge berikut ini. “Aku bangga bisa menunjukkan filter buatanku ke teman-teman. Mereka pun akhirnya coba,” tutur Marla. 

Bonus Hadiah:
Manfaat lainnya adalah HP Redmi Note 9 dan Jaket Dicoding hasil jerih payahnya belajar. Dari manakah itu? 
Rupaya, tuntas dari 20 kelas di Dicoding, ia memberanikan diri ikut Challenge. Hasilnya, ternyata Marla menang 2 kali! Points pun ia raih dan tukar dengan hadiah tsb. Tak hanya itu, Marla juga mendapatkan paket langganan Dicoding selama 6 bulan dari perannya sebagai Fasilitator. Di sana ia bantu siswa belajar materi kelas DevOps di Dicoding hingga akhirnya mereka lulus bersertifikat. 

Ingin memetik hadiah itu semua? Pastikan agar tak menyia-nyiakan waktumu untuk belajar 

  • Membangun Disiplin dan Pantang Menyerah 

Belajar programming sejak dini, membangun disiplin diri. Dengan berlatih coding 2 jam sehari seperti Marla, kita tak hanya punya skill, melainkan juga untuk karakter yang baik. Sikap disiplin ini jugalah yang mengantar Marla lebih siap saat mengikuti lomba. Baru-bari ini Marla coba mengikuti Kompetisi Sains Nasional tingkat Kota di mana ia diminta mengerjakan programming C++ dan Matematika Algoritma.

Selain disiplin, belajar programming sejak dini juga memupuk jiwa pantang menyerah. Sebabnya, dalam proses belajar, kita pasti menemui banyak kesulitan. Harus sabar dan pantang menyerah dalam menghadapinya.  

Untuk Marla, jatuh bangunnya belajar programming sangat kentara saat ia berupaya menyelesaikan kelas Membangun Progressive Web Apps. Ia lanjut bercerita: 

“12 kali tugas (submission) aku ditolak reviewer Dicoding. Tapi gak apa. Meski sakit, yang penting bangkit. Karena sebenarnya musuh terbesar itu, ya diri sendiri. Bangkit dari rasa malas, malu, dan gak PD-an..” (Marla)

Selama belasan episode “submissions rejected,” ia jadi belajar dan sangat suka menggunakan Forum Diskusi di Dicoding sebagai referensinya cari solusi. Ia juga jadi paham bagaimana cara mengontrol waktu lebih baik agar tak mudah menyerah. Hasilnya, di pengiriman tugasnya yang ke-13, akhirnya ia bisa tersenyum lega. Pekerjaannya diterima oleh Reviewer Dicoding.  

Dengan pengalaman pahit – manis ini, ia kerap merekomendasikan Dicoding ke teman-temannya agar mereka ikutan belajar. “Banyak sekali manfaatnya!” seru Marla. 

Harapan Masa Depan 

Marla telah membuktikan. Usia belasan bukan alasan menunda menempa diri. Di umur yang masih belia, mari gunakan semua kesempatan yang ada untuk berkembang di bidang yang kita suka. Pastikan mendapat izin dan persetujuan orang tua agar langkahmu lebih mulus dan sedikit beban perasaan.   

Dalam benak Marla, 10 tahun lagi ia ingin merintis perusahaan teknologinya sendiri dan  bekerja sama dengan banyak client dari industri. 

 Menutup pembicaraan sore itu, Marla mengungkapkan pentingnya anak muda mencari inspirasi positif. Kamu siap?

3 Manfaat Belajar Programming sejak Dini – end 

 


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.