Pengguna internet di Indonesia tahun ini tercatat sebanyak 202,6 juta orang atau meningkat  11% dari tahun 2020 lalu.

(Airlangga Hartanto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, 2021)

Fakta di atas  rupanya menarik perhatian salah satu Mahasiswa Geofisika Universitas Indonesia, M. Ziddan Hidayatullah, 21.

Meski tak berkuliah di jurusan IT, Ziddan sempat belajar bahasa pemrograman python. Pengalaman itu membuatnya perlu mengembangkan dirinya di luar zona nyaman, khususnya di dunia digital  yang cukup menjanjikan. Saat teman-teman merekomendasikannya untuk ikut serta dalam program Bangkit, Ziddan langsung tertarik. Ia menyadari bahwa Indonesia bahkan dunia membutuhkan cukup banyak talenta di bidang ini.

Bangkit yang Ada di Luar Rencana

Ziddan melihat Bangkit sebagai sebuah program yang menarik, melihat Google dan beberapa perusahaan teknologi terkemuka mendukung pelaksanaannya. Selain itu, hal yang membuat Ziddan semakin tertarik adalah lingkungannya yang berbahasa Inggris. Menurutnya, ini beda dengan atmosfer di kampusnya yang jamak berbahasa Indonesia.

Pribadi yang haus tantangan ini juga menyadari bahwa Indonesia bahkan dunia membutuhkan talenta di bidang teknologi yang cukup banyak. Melihat luasnya lanskap kesempatan kerja yang ada, Ziddan pun bersungguh-sungguh dalam berproses di program Bangkit. Ia merasa Bangkit membawa angin segar untuk mendalami passion-nya.

Lingkungan yang Kompetitif dan Bertumbuh

Ziddan menaruh ketertarikannya pada mobile development karena melihat sesuatu yang “lain” di learning path yang satu ini. Semula, ia mencari learning path web development dalam program Bangkit. Sayangnya, web development tidak masuk ke dalam salah satu dari tiga learning path yang ada. Ziddan yang tertarik pada desain akhirnya memilih learning path mobile development karena keterkaitan yang ada di dalamnya.

Setelah menjadi bagian dari Bangkit, Ziddan pelan-pelan mulai jatuh hati pada kegiatan coding. Ia pun memberi target pada dirinya sendiri untuk bisa menemukan mentor. Yup, seorang penasihat yang bisa mendukung prosesnya bertumbuh tiap hari. Selain itu, Ziddan merasa senang dengan lingkungan kompetitif yang ada di Bangkit.

Hal lain yang membuat Ziddan melihat Bangkit sebagai sesuatu yang istimewa adalah kelas soft skill yang ada di sana. Ziddan menyayangkan kelas seperti ini tidak ada di kampusnya, padahal bersifat mandatory. Baginya, keberadaan kelas soft skill merupakan langkah mengesankan yang ditempuh oleh program Bangkit. Berteman dengan orang-orang yang sama-sama ingin bertumbuh di Bangkit pun membuat Ziddan merasa betah.

Kesempatan untuk Bersinar di Bangkit

Saat mengikuti program Bangkit, Ziddan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diperolehnya untuk bersinar. Salah satunya dalam kelas SOLID Principle yang menuntutnya untuk bisa lebih cakap dalam berbahasa Inggris. Di sana, Ziddan mengambil kesempatan untuk bisa “bersinar”. Banyak sesi tanya-jawab yang dicobanya. Baginya, membuat suatu kesalahan saat belajar adalah sebuah hal yang wajar, karena belajar merupakan sebuah proses.

Selain itu, ia pun sungguh-sungguh menggarap capstone project. Ia mengaku tidak memiliki latar belakang solid untuk menjadi seorang pemimpin. Namun Ziddan memberanikan diri untuk mengelola tim yang salah satu anggotanya adalah talenta magang di sebuah startup.

Ziddan pun semakin sumringah saat diterima sebagai fellows di universitas peringkat ketiga dunia tersebut (menurut topuniversities.com by Quacquarelli Symonds).

Perjalanan karier Ziddan semakin berwarna saat momen Bangkit Career Fair hadir. Di sini, ia mengaku tidak terlalu menaruh harapan yang besar. Pada acara bursa kerja ini, Ziddan hanya menaruh ketertarikan pada satu perusahaan, yaitu Gojek. Awalnya Ziddan merasa untuk bisa diterima di Gojek adalah sesuatu yang mustahil, karena Ziddan tidak memiliki latar belakang studi di bidang teknologi dan informasi. Namun prasangka Ziddan dipatahkan dengan diterimanya ia di perusahaan satu ini. Ziddan ditawari posisi Mobile Developer Intern di Gojek. 

3 Hal yang Ziddan Dapatkan di Bangkit

Ada tiga hal yang Ziddan peroleh saat mengikuti program Bangkit 2021, yaitu:

• Modul-Modul Bermanfaat

Modul-modul yang Ziddan dapatkan selama di Bangkit memiliki banyak manfaat dan membuatnya semangat mempromosikan Bangkit kepada adik-adik tingkatnya.

“Bahkan aku secara personal jadi ambassador Bangkit buat ajakin adik tingkat karena benefit-nya banyak banget. Bahkan dari modul-modulnya kayak soft skill, digital branding, pembuatan CV, langsung kepake pas career fair. Kalau nggak ada ilmu itu, aku nggak akan keterima di Gojek.”

• Keberanian untuk Lebih Berkembang

Setelah mengikuti program Bangkit, Ziddan merasa lebih memiliki keberanian untuk terus mengembangkan diri.

“Aku jadi lebih berani buat lebih berkembang. Nggak perlu takut salah selama hal yang kita lakuin itu bener. Contohnya dalam hal ngomong pakai bahasa Inggris. Keberanian ini yang dorong aku buat daftar Stanford UIF dan diterima. Selain itu, networking-ku dengan orang-orang IT jadi makin luas. Berkecimpung di dunia tech ternyata seru.”

• Career Path yang Jelas

Ilmu pengetahuan dan pelatihan yang Bangkit berikan membuat career path Zidan terlihat lebih jelas.

“Bangkit adalah suatu program resmi yang benar-benar akan membuatmu giat berjuang! Semua di sini. Nggak ada yang bikin nyesel masuk ke sini. Kamu akan bisa ngikutinnya meski awalnya bukan dari bidang IT. Career path kamu bakalan keliatan lebih jelas lagi, as long as you do it correctly.”

Siap untuk tumbuh dan Bangkit di luar zona nyaman seperti Ziddan? 

Daftarkan dirimu untuk program Bangkit 2022 di g.co/bangkit! (batas akhir: 31 Desember 2021)

Baca cerita dari Lulusan Bangkit lainnya di sini:

1. “Bangkit Mengubah Hidupku:” Cerita Alumni 2021

2. Bangkit 2021; Learn from Mistakes, Launch the Dream Job

3. Bangkit Represents Hope