DevOps engineer adalah salah satu pekerjaan yang masih banyak dibutuhkan saat ini. Apakah kamu salah satu orang yang bertekad untuk menekuni profesi ini?
Pastikan kamu sudah membaca artikel Dicoding berjudul “Lagi Belajar DevOps? Berikut Tips Menjadi Seorang DevOps Engineer”, ya! Alasannya, semua hal mendasar tentang pekerjaan tersebut sudah dijelaskan di sana.
Lalu, apa yang akan dibahas dalam artikel ini? Artikel ini akan fokus membahas beberapa tantangan yang umum dihadapi oleh DevOps engineer dan cara mengatasinya. Mari kita bahas bersama-sama.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangApa Itu DevOps Engineer?
Sebelum mengetahui tantangan yang sering dihadapi oleh DevOps engineer, pastikan pandangan kita sama dahulu. Sedikit recall pada blog yang baru saja disebutkan di atas, di sana dijelaskan mengenai definisinya secara detail.
Secara singkat, DevOps engineer adalah profesi yang berkutat dengan siklus pengembangan aplikasi melalui integrasi kedua tim dalam bidang teknologi, yakni developer dan operasional IT.
Dengan adanya profesi ini, siklus pengembangan aplikasi diharapkan bisa lebih cepat serta berbagai hal yang biasanya menghambat akibat adanya gap (jarak) antara tim developer dan operasional IT bisa teratasi.
Tantangan yang Sering Dihadapi DevOps Engineer
Kita sudah sama-sama mengetahui pengertian dari DevOps engineer dan perannya dalam sebuah perusahaan/organisasi. Selanjutnya, mari kita membahas berbagai tantangan yang sering dihadapi dalam pekerjaan ini.
Menentukan Metrik dan Tools yang Sesuai
Tantangan ini dapat begitu dirasakan terutama pada perusahaan/organisasi yang belum pernah menerapkan DevOps. Banyak hal yang perlu dipastikan dalam implementasinya, seperti frekuensi deployment, waktu yang dibutuhkan dalam setiap tahapannya, dan jumlah kegagalan pada saat pengembangan aplikasi.
Banyaknya indikator tersebut menjadi tantangan bagi DevOps engineer untuk menentukan arah pengembangan aplikasi serta menentukan metrik yang akan dipakai dalam menerapkannya.
Selain itu, banyak tools yang tersedia untuk mendukung penerapan DevOps. Perusahaan/organisasi yang belum pernah menerapkan alur kerja ini pasti akan kebingungan dalam memilih tools yang sesuai.
Pengelolaan Infrastruktur yang Besar dan Kompleks
Infrastruktur yang digunakan dalam menerapkan DevOps sering kali besar dan rumit. Apalagi setelah beberapa alur disatukan, pasti banyak tools yang diperlukan dan akhirnya bisa menambah beban kerja infrastruktur.
DevOps engineer tentunya harus beradaptasi dengan infrastruktur setelah diterapkannya DevOps sebagai alur kerja yang baru. Infrastruktur yang tidak dikelola dengan baik bisa mendatangkan berbagai masalah dan justru menyulitkan kerja developer atau tim operasional IT.
Mempertahankan Performa Sistem
DevOps seakan tiada artinya jika performa sistem menurun. Dalam pengembangan aplikasi, bekerja bukan hanya harus cepat, tetapi juga tetap baik dari segi performa. Meskipun beban kerja meningkat, sistem harus tetap responsif. Sistem yang tidak responsif bahkan dalam waktu singkat pun dapat membuat end-user kabur.
Oleh sebab itu, penting untuk memastikan bahwa sistem terkendali dan setiap kesalahan yang muncul bisa diatasi.
Menjaga Keamanan Sistem
Di awal pembangunan sistem, masalah keamanan sering terlewatkan, dan baru ditambahkan pada tahapan akhir. Sering kali ini menyimpan masalah tersembunyi dan akhirnya menyebabkan banyak error yang menumpuk untuk diselesaikan.
Masalah ini tentu menjadi tantangan untuk dapat diintegrasikan juga dalam DevOps agar menciptakan alur kerja yang tidak hanya cepat dan efisien, tetapi juga aman.
Menyatukan Pandangan Antartim
Hal ini terkait dengan DevOps engineer sebagai pihak penengah yang harus menyatukan kedua tim, yakni developer dan operasional IT agar mempunyai sudut pandang serta tujuan sama terkait arah pengembangan aplikasi.
Menyatukan berbagai sudut pandang tentu menjadi hal cukup menantang, apalagi jika masih ada pihak yang masih resisten pada perubahan.
Cara Mengatasi Tantangan DevOps Engineer
Kita telah membahas berbagai tantangan yang dihadapi oleh DevOps engineer pada bagian sebelumnya. Dalam bagian ini, mari kita bahas cara-cara untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut.
Perhatikan Alur Kerja dan Biaya yang Diperlukan
Sebelum menerapkan DevOps, tentu alur kerja yang sudah ada di perusahaan/organisasi harus ditelusuri terlebih dahulu. Pastinya akan ada penyesuaian dan perancangan ulang aturan agar terlihat bagian-bagian yang bisa disesuaikan dengan alur kerja ini.
Selain itu, jika ada tools yang akan diganti atau ditambah, pastikan sumber daya cukup. Kamu bisa memulainya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti “Siapa yang akan menggunakan tools-nya?”, “Apakah ada hal baru yang perlu dipelajari?”, dan “Berapa biaya yang dibutuhkan?”
Implementasikan Infrastructure as Code dan CI/CD
Infrastructure as code adalah praktik saat infrastruktur disediakan dan dikelola dengan cara menulis kode. Hal ini menyederhanakan pengelolaan infrastruktur yang biasanya dilakukan melalui antarmuka grafis (graphic interface).
Continuous integration dan continuous deployment atau yang lebih kita kenal dengan singkatan CI/CD adalah serangkaian praktik dalam DevOps. Singkatnya, dalam praktik ini kode diintegrasikan dan dilanjutkan dengan pengujian secara otomatis serta berkelanjutan. Lalu, setelah kode terintegrasi, aplikasi dibangun dan di-deploy secara otomatis.
Apabila infrastructure as code dipadukan dengan CI/CD, pengelolaan infrastruktur akan lebih cepat dan efisien. Kelebihan lainnya adalah setiap perubahan yang dibuat akan di-review terlebih dahulu secara otomatis.
Terapkan Tools yang Sesuai dengan Kebutuhan
Dalam penerapan DevOps, tentu ada banyak tools yang bisa digunakan untuk mempercepat proses pengembangan aplikasi dan membuat pekerjaan lebih efisien. Misalnya penggunaan source code management, salah satunya Git; Jenkins untuk menjalankan CI/CD; infrastruktur virtual dari Amazon Web Store (AWS); dan masih banyak lagi.
Pastikan tools yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini untuk menjaga agar biaya yang dikeluarkan tetap sepadan.
Perhatikan Potensi Masalah Keamanan
Keamanan harus diperhatikan sejak awal pengembangan aplikasi, bukan ditambahkan di akhir atau lebih parahnya lagi baru dipikirkan ketika ada masalah. Agar lebih memperhatikan keamanan, policy harus diatur dan dilaksanakan sejak awal.
Selain itu, tahapan scanning pada kode ataupun infrastruktur yang digunakan juga penting untuk memeriksa bahwa penggunaannya sudah sesuai dengan standar keamanan.
Ada pula alur kerja yang mengintegrasikan sistem keamanan (security) dalam DevOps, yakni DevSecOps. Ini memastikan jika setiap tahapan sudah diintegrasikan secara aman serta otomatis dan menyeluruh.
Komunikasikan dengan Baik Antartim
Bukanlah DevOps engineer sejati apabila tidak berhasil menciptakan kolaborasi yang baik antara tim developer dan operasional IT. Tentunya, ini memang membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, salah satunya dengan mengajak tim developer dan operasional IT agar tidak resisten terhadap perubahan yang bisa terjadi.
Komunikasikan berbagai kebutuhan dengan baik agar tidak salah paham. Selain itu, dengarkan pendapat masing-masing pihak sebelum menentukan keputusan bersama-sama. Jelaskan dampak dari setiap pertimbangan atau keputusan terkait DevOps terhadap tujuan yang akan dicapai.
Akhirnya, kamu sudah membaca artikel ini sampai selesai. Semoga dengan ini kamu bisa lebih dapat membayangkan cara kerja DevOps engineer, ya. Sampai jumpa pada artikel selanjutnya!