Raih Medali Perunggu setelah Peroleh Ilmu

Cerita Bima Mukhlisin Bil Sajjad, Siswa SMK Lulusan AWS x Dicoding: Cloud and Back-End Developer Scholarship Program

Saat memasuki usia belasan, seseorang identik dengan fase pencarian jati diri. Inilah yang membuat para remaja bersemangat untuk melakukan berbagai eksplorasi dalam hidupnya. Tidak berbeda dengan Bima Mukhlisin Bil Sajjad (16), siswa SMKN 2 Pengasih, Kulon Progo, yang juga giat mengeksplorasi minatnya.

Setiap hari sepulang sekolah, Bima―begitu ia dipanggil―selalu menyediakan waktu untuk memupuk mimpi  bersama komputernya. Bima sangat berminat untuk mendalami dunia cloud computing.

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Rasa Penasaran yang Harus Terjawab

Kecintaan Bima terhadap dunia teknologi sudah dimulai sejak ia masih berseragam putih-merah. Seperti yang kita semua tahu sejak 2012 geliat media sosial di jagat maya memudahkan interaksi tanpa tatap muka. Keberadaan Facebook, Twitter, Instagram, serta wadah-wadah bersosial lainnya memantik rasa penasaran Bima. Ia pun melanjutkan studi di SMK Negeri 2 Pengasih, jurusan Teknik Komputer Jaringan. Giat berselancar menggunakan mesin pencari, Bima menemukan istilah cloud computing dan mulai menguliknya.   

Bima amat kagum dengan teknologi cloud yang infrastrukturnya dapat menangani hampir semua data di internet. Hal ini yang mendorongnya untuk berpikir bahwa mempelajari teknologi cloud di masa sekarang adalah sesuatu yang penting. Ia yakin, mempelajari komputasi awan dapat membawa masa depan cerah baginya.

Setelah mengenal teknologi cloud, rasa ingin tahu Bima bertumbuh setiap hari. Ia selalu bertanya-tanya tentang bisakah ia suatu hari membangun infrastruktur cloud secara mudah, aman, praktis, dan tidak memakan waktu. Kemudian rasa penasaran Bima menuntunnya pada AWS.

Menemukan AWS dan Berhasil “Mengurai Benang Kusut”

Selalu haus akan ilmu, Bima tidak hanya menjadi seorang pelajar yang giat memperluas wawasan. Siswa kelas XI ini juga sering dipercaya oleh sekolah untuk ikut berbagai kompetisi di bidang teknologi. Ia mengaku bahwa terkadang tanpa diminta oleh sekolahnya pun, Bima secara mandiri mendaftarkan diri untuk ikut berbagai lomba.

Keikutsertaan Bima pada lomba-lomba inilah yang mempertemukan Bima dengan AWS. Saat itu, Bima tengah menjadi peserta kompetisi Cloud Computing yang diadakan oleh Yayasan Sagasitas Indonesia serta AWS. Di situ Bima melihat banyak kelebihan AWS yang tidak dimiliki oleh cloud provider lain, salah satunya adalah keberadaan Amplify. Bagi Bima, layanan hosting AWS ini amat memberikan kemudahan dengan banyaknya fitur yang ditawarkan. Hal ini membuat membuat AWS menjadi cloud provider nomor satu di dunia saat ini, seperti yang diulas oleh IT Business Edge.

Melihat AWS membuka kesempatan untuk mempelajari pengembangan cloud dan back-end secara gratis di Dicoding, Bima tidak mau menyia-nyiakan peluang itu. Ia pun mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam AWS x Dicoding: Cloud & Back-End Developer Scholarship Program. Motivasi Bima ada pada keinginannya untuk memiliki pondasi kuat tentang cloud computing. Bima yakin, jika dasar ilmu yang ia miliki sudah kuat, ia jadi akan lebih mudah mendalami bidang ini suatu hari nanti.

Setelah Bima berhasil memperoleh beasiswa program ini, ia mengaku memperoleh apa yang diinginkannya dari AWS dan Dicoding. Sejak dulu, Bima kesulitan dalam membedakan istilah auto scaling up dan auto scaling out. Kedua istilah ini terasa bagai “benang kusut” bagi Bima. Namun Bima bercerita bahwa belajar bersama AWS di Dicoding berhasil membantunya memahami keduanya dengan lebih baik.

“Analogi kedai kopi yang dipakai Dicoding saat mengajar sangat mudah dimengerti. Saya jadi paham perbedaan auto scaling up dan auto scaling out yang dari dulu susah saya bedakan. Katanya, auto scaling up itu seperti menambah kapasitas kerja satu orang barista di kedai kopi, sedangkan auto scaling out umpamanya seperti menambah jumlah baristanya itu sendiri.”

Akhirnya selepas lulus dari AWS, Bima berhasil mendapatkan sertifikasi AWS Cloud Practitioner. Tidak hanya itu, Bima pun sukses menuai prestasi lain.

Raih Medali, Lalu Bercita-Cita Mengembangkan Komputer Kuantum

Setelah masa belajarnya di AWS selesai, Bima mendapatkan kepercayaan dari sekolah untuk menjadi perwakilan dalam Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat nasional di bidang komputasi awan pada tahun 2021. Lomba tahunan bergengsi ini diselenggarakan oleh Kemendikbud untuk para siswa SMK ke-Indonesia.

“Berkat dukungan berbagai pihak serta dasar materi kuat yang diberikan oleh Dicoding dan AWS, saya berhasil memperoleh medali perunggu.”

Tidak hanya prestasinya saja yang gemilang, Bima pun rupanya punya cita-cita yang “setinggi bintang”. Suatu hari, ia ingin bisa mengembangkan komputer kuantum di Indonesia meski menyadari bahwa saat ini, sumber daya untuk mengembangkan komputer tersebut masih sangat terbatas. Walau begitu, Bima tetap bersemangat untuk mendalami teori-teori komputer kuantum yang ada.

Cita-cita besar Bima ini tumbuh saat ia melihat layanan komputer kuantum yang disediakan oleh AWS. Ia jadi terinspirasi untuk membuat komputer kuantum dengan bentuk yang sangat praktis, tetapi memiliki performa yang luar biasa. Bima ingin inovasinya bisa membuat Indonesia siap bersaing dengan negara lain di era komputasi masa depan.

Selain bercita-cita untuk memajukan teknologi Indonesia, Bima pun ingin menginspirasi teman-teman sebayanya untuk giat belajar. Kepada mereka, Bima menyampaikan bahwa peluang-peluang yang ada perlu dimanfaatkan sebaik mungkin.

“Ketidaktahuan adalah sebuah kesalahan sehingga kita perlu belajar, mencoba, dan memahami. Pupuk rasa ingin tahu kalian agar kalian mau terus belajar. Motivasi diri kalian sendiri dan manfaatkan berbagai peluang yang ada untuk bisa meraih cita-cita.”

Agar banyak orang dapat meraih prestasi gemilang seperti dirinya, Bima ingin mengajak para calon talenta digital masa depan untuk belajar bersama AWS dan Dicoding. Ia menyadari bahwa ahli cloud computing di Indonesia masih belum terlalu banyak dan peluang karir di bidang ini amat menjanjikan. Bima pun yakin bahwa Amazon yang membangun data center-nya di Jakarta dapat membantu Indonesia dalam melakukan percepatan digitalisasi secara merata.

Ayo belajar dan jadi bagian dari percepatan digitalisasi Indonesia!


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.