Perbedaan Engineer dengan Project Mindset dan Product Mindset

Perbedaan Engineer dengan Project Mindset dan Product Mindset

Pernahkah kalian mendengar istilah engineer dengan project mindset atau engineer dengan product mindset ketika berada di sebuah perusahaan IT atau ketika menghadiri seminar dengan topik seputar IT? 

Nah, kedua hal tersebut merujuk pada sebuah perilaku seseorang dalam sebuah tim IT yang sedang mengembangkan sebuah aplikasi, baik dia seorang engineer, project manager, maupun petinggi perusahaan sekalipun. 

Sebelum kita bisa menyimpulkan apa itu project mindset dan product mindset, mari kita coba lihat pendapat profesional di luar sana. 

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Project Mindset

Menurut Dmitry (2022), project mindset adalah sebuah pendekatan berfokus pada upaya sementara untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tujuan utamanya adalah memenuhi target tepat waktu, sesuai dengan anggaran dan lingkup yang ditetapkan sebelumnya.  

Lalu, Barry (2016) mengatakan bahwa project mindset yang digunakan sebuah perusahaan atau organisasi biasanya memiliki banyak proyek dengan tim yang temporer atau tidak tetap. Tujuan atau fokus utama dari tim tersebut adalah mencapai target tepat waktu, meminimalkan anggaran, dan dalam lingkup yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Dari kedua profesional tersebut, kita bisa menarik kesimpulan bahwa karakteristik utama dari project mindset adalah waktu (timeline), ruang lingkup (scope), dan biaya (cost). Engineer yang menerapkan pendekatan ini biasanya hanya mengerjakan sesuai perjanjian saja.

Product Mindset

Steve (2022) menuturkan bahwa product mindset didorong oleh nilai atau dampak terhadap pengguna, bukan penyelesaian yang diberikan kepada pengguna. Hal ini berlabuh dari perhatian dan empati engineer untuk memberikan sebuah nilai atau dampak ke pengguna. 

Untuk engineer yang bersedia melakukan pendekatan ini, tentunya akan mendapatkan engagement lebih baik, minim penggunaan biaya, dan kecepatan penyerapan produk ke pasaran.

Lalu, Deeksha (2022) menyatakan bahwa product mindset adalah sebuah budaya ketika bukan hanya product manager, tetapi semua orang yang ada di organisasi bersama-sama memastikan bahwa hal yang mereka bangun sejajar antara tujuan bisnis dan kasus yang terjadi oleh pengguna. 

Dengan menerapkan budaya ini, tujuan bisnis dapat tercapai tanpa terpengaruh solusi jangka pendek sehingga tidak ada yang dikorbankan pada sisi bisnis, pelanggan, ataupun hasil produk.

Jika kita melihat pendapat kedua profesional tersebut, ada satu kesimpulan yang terbayang, yaitu user-centric atau semua yang dilakukan untuk membangun sebuah produk atau aplikasi berasal dari keluh kesah pelanggan. Bukan berarti kita mengesampingkan tujuan bisnis, tetapi kita menjadi penengah antara keperluan bisnis dan kebutuhan user.

Perbedaan Project Mindset dengan Product Mindset

Kedua pendekatan di atas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kita ambil dua contoh, yaitu perusahaan dengan skala besar dan perusahaan dengan skala kecil, seperti software house

Rata-rata software house menggunakan pendekatan project mindset, yaitu ketika diberi sebuah proyek, brief yang diberikan oleh klien sudah lengkap. Mulai dari budget, persyaratan, fitur, dan jangka waktu pengerjaan. Proyek ini dikatakan sukses apabila fitur yang dijanjikan telah selesai dikerjakan sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan. Setelah selesai, engineer tidak ada kewajiban untuk melanjutkan proyek apabila tidak ada perjanjian baru. 

Nah, berbeda dengan product mindset, biasanya perusahaan dengan skala besar akan mewajibkan untuk melakukan pengembangan berlanjut. Artinya apa? Bahkan setelah fitur selesai dikerjakan, engineer perlu melakukan evaluasi terhadap fitur yang sudah dirilis. Lalu, hasil evaluasi ini akan dijadikan bahan kajian dan dasar pengembangan selanjutnya. 

Lalu, Pendekatan Mana yang Digunakan oleh Engineer Dicoding?

Salah satu fokus engineer di Dicoding adalah memikirkan cara untuk menjembatani materi kelas dengan siswa serta memberikan pengalaman belajar terbaik. Nah, hal ini diwujudkan menjadi salah satu produk, yaitu platform belajar

Dalam membuat platform belajar, Engineer Dicoding menggunakan pendekatan product mindset. Sebelum pengembangan fitur, terlebih dahulu riset dilakukan untuk menentukan solusi terbaik untuk permasalahan siswa saat belajar. Riset ini datang dari berbagai pihak, baik dari tim Akademi, Bisnis, maupun Engineer ini sendiri. 

Setelah riset selesai dilakukan, Engineer Dicoding akan berkumpul untuk mendiskusikan aspek teknikal dari fitur-fitur yang akan dikerjakan. Tahap ini biasa disebut grooming. Setelah itu, tahap planning dilakukan untuk menentukan berapa story point dan berapa cycle yang dibutuhkan untuk menyelesaikan fitur tersebut. 

Setelah sebuah fitur dirilis, Engineer Dicoding akan melakukan evaluasi untuk memastikan apakah fitur yang telah dirilis menyelesaikan masalah siswa dan memberikan dampak. Apabila belum memberikan dampak, fitur itu akan diiterasi atau diulangi prosesnya dari riset sampai rilis kembali.

Apakah Engineer Dicoding juga menggunakan project mindset? Tentu, pada beberapa kasus itu dilakukan, seperti membuat landing page dari sebuah program beasiswa. Pada saat membuat sebuah landing page program beasiswa, engineer mengikuti kebutuhan stakeholder, dari segi desain sampai proses deployment-nya. Setelah selesai, engineer kembali ke riset dan fokusnya masing-masing.

Kesimpulan

Tidak ada pendekatan yang lebih baik di antara keduanya, kedua pendekatan sama-sama baik pada studi kasusnya masing-masing. Project mindset tentunya akan efektif apabila digunakan oleh engineer yang memiliki banyak proyek dengan mengedepankan kecepatan dan target serta memiliki tim yang dinamis. 

Namun, bisa jadi project mindset kurang efektif apabila digunakan pada sebuah kasus yang belum pasti dan membutuhkan riset lanjut. Product mindset akan lebih efektif jika diterapkan oleh engineer yang lebih fokus terhadap suatu studi kasus. Misalnya, Engineer Dicoding yang fokus terhadap perilaku belajar siswa di platform Dicoding.

Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan baru pada engineer pemula atau IT enthusiast mengenai project mindset dan product mindset.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.