Kalau kamu sedang mencari cara untuk membuat API yang fleksibel dan efisien, kamu mungkin sudah dengar tentang API GraphQL. Jika dibandingkan dengan REST API yang lebih tradisional, GraphQL menawarkan pendekatan lebih dinamis dalam mengambil dan memanipulasi data dari server.
Nah, dalam artikel ini, kita bakal bahas cara membangun API GraphQL menggunakan Node.js atau Go, dua bahasa pemrograman populer yang sering digunakan untuk aplikasi back-end.
Jangan khawatir, penjelasan di sini akan dibuat sesantai mungkin. Jadi, bahkan kalau kamu baru pertama kali dengar tentang GraphQL, kamu tetap bisa mengikuti dan mencoba sendiri nanti.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangApa Itu API GraphQL?
GraphQL adalah query language untuk API yang dibuat Facebook, lalu dibuka untuk publik sejak 2015. Tujuan utama GraphQL: bikin komunikasi antara frontend dan backend jadi lebih hemat dan efisien.
Beda dari REST API yang biasanya punya banyak endpoint (misal /users, /posts), GraphQL umumnya cuma menggunakan satu endpoint HTTP (biasanya POST ke /graphql). Melalui endpoint ini, client bisa request hanya data yang dibutuhkan, bukan sekadar ngambil semua seperti di REST. Namun, perlu kamu tahu juga, walaupun biasanya memakai POST, secara teknis ada implementasi yang memperbolehkan HTTP GET untuk query tertentu. Jadi, GraphQL itu fleksibel juga untuk urusan protokol HTTP, meskipun satu endpoint tetap jadi ciri khasnya.
Inilah contoh sederhana query GraphQL.
Dengan satu permintaan di atas, client bisa dapat informasi user sekaligus daftar post-nya. Hemat dan cepat, kan?
Mengapa Harus Pilih GraphQL?
Berikut beberapa alasan penting kenapa kamu mungkin sudah waktunya mempertimbangkan GraphQL:
- Requested data only: Client bisa minta data sesuai kebutuhan, tak ada istilah kelebihan atau kekurangan data.
- Single endpoint: Semua query dan mutation lewat satu URL, lebih simpel dari REST API.
- Flexibilitas HTTP: Umumnya memang via POST, tapi query memakai GET juga diperbolehkan pada sebagian implementasi.
- Strong typing: Schema GraphQL mendefinisikan tipe dan struktur data dengan jelas.
- Realtime support: Mendukung subscription untuk memperbarui data secara real-time. Perlu dicatat, fitur subscription di GraphQL biasanya dijalankan lewat WebSocket (atau protokol serupa) agar koneksi realtime bisa terjaga antara client dan server.
Singkatnya, kalau kamu ingin kontrol lebih dalam berkomunikasi antara client-server, GraphQL layak banget dicoba.
Teknologi yang Dibutuhkan
Untuk mulai membangun API GraphQL, kamu bisa memilih bahasa atau framework yang kamu kuasai. Dalam artikel ini kita fokus pada dua pilihan berikut.
Node.js
Node.js adalah runtime JavaScript yang sering digunakan untuk membangun back-end modern. Banyak library populer yang bisa membantu kamu bikin GraphQL API, seperti berikut.
- Apollo Server
- Express + express-graphql
- GraphQL Yoga
Go (Golang)
Go dikenal ringan dan cepat. Ekosistem GraphQL pada Go memang belum seluas Node.js, tapi sudah ada beberapa paket bagus, seperti berikut.
- gqlgen (paling populer dan powerful)
- graphql-go
- thunder (dari Shopify)
Membangun API GraphQL dalam Node.js
Yuk, mulai dari yang lebih populer dulu: Node.js.
Langkah-Langkah Dasar
- Inisialisasi proyek Node.js baru.
- Instal dependencies yang dibutuhkan (pakai Apollo Server misalnya).
- Buat file index.js dan isi dengan kode sederhana berikut.
- Jalankan server dengan perintah berikut.
Mudah, kan? Kamu sudah punya API GraphQL yang bisa diakses dari http://localhost:4000 .
Membangun API GraphQL pada Go
Sekarang kita coba bikin hal serupa, tapi dengan bahasa Go.
Menggunakan gqlgen
- Pastikan kamu sudah instal Go versi terbaru.
- Instal gqlgen.
- Buat folder proyek baru dan inisialisasi modul.
- Jalankan konfigurasi awal gqlgen.
- Edit skema dalam file schema.graphqls.
- Tambahkan data dummy dan resolvers untuk handle query pada resolver.go.
Setelah semua selesai, tinggal jalankan dengan perintah berikut.
Voila! Server GraphQL kamu aktif pada http://localhost:8080/query.
Tips dan Best Practice
Supaya API lebih optimal untuk produksi, coba pertimbangkan hal berikut.
- Gunakan schema validation agar data lebih aman.
- Implementasi caching untuk mengurangi beban server.
- Pengamanan akses (auth) pada level schema atau resolvers.
- Gunakan tools seperti GraphQL Playground untuk testing query secara interaktif.
Siap Mulai Petualangan GraphQL-mu?
Membangun API GraphQL sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan. Dengan Node.js ataupun Go, kamu bisa membuat API yang kuat, fleksibel, dan sangat cocok untuk kebutuhan aplikasi modern yang dinamis.
Kalau kamu penasaran dengan performa, suka belajar hal baru, dan ingin mencoba pendekatan alternatif dari REST API, GraphQL bisa jadi pengalaman seru.
Jadi, tunggu apa lagi? Siapkan kopi, buka teks editor, dan mulai eksplorasi kamu dengan GraphQL sekarang! Kalau masih bingung, jangan ragu untuk cari tutorial tambahan atau gabung ke komunitas, banyak banget yang siap bantu!
Sekian pembahasan artikel kali ini, terima kasih sudah membaca artikel ini sampai akhir!
Sampai jumpa dalam artikel lainnya. 👋