Sabrina

Melawan Gender Gap: Sabrina, Lulusan SMK yang Berhasil Jadi Developer

Cerita Sabrina Citra Ramadhani, Lulusan Coding Camp 2025 powered by DBS Foundation

Coba renungkan dan lihat sekitar, berapa banyak rekan atau saudara perempuanmu yang berkarier di bidang STEM? Apakah mencapai 10 orang?

Nah, sekarang, coba persempit lagi. Berapa banyak di antara mereka yang berkarier di bidang STEM dengan profesi di ranah teknologi? Semakin sedikit? Atau mungkin tidak ada sama sekali?

đź’» Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Ternyata, itu sesuai dengan survei BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2023 yang menunjukkan jumlah pekerja perempuan di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) hanya sekitar 30%. Bahkan, menurut Denni Puspa Purbasari (Executive Director PMO Kartu Prakerja), dari angka tersebut, hanya 10% perempuan yang bekerja di bidang teknologi. Sedikit sekali, ya?

Namun, Sabrina Citra Ramadhani (19) hadir sebagai bukti perempuan bisa berkarier di bidang teknologi. Keberhasilannya sebagai perempuan yang berkarier di bidang teknologi diawali satu keputusan penting: mengikuti Coding Camp 2025 powered by DBS Foundation.

Dorongan Orang Tua Mengantarnya Masuk Dunia Tech

Bidang STEM, khususnya teknologi, masih menjadi jurusan yang kurang diminati perempuan. Menurut Denni Puspa Purbasari, salah satu alasannya karena pengaruh orang tua. Namun, ini tidak terjadi pada Sabrina. Justru, kedua orang tuanyalah yang melihat peluang besar di bidang teknologi untuk masa depan dan mengarahkan Sabrina ke sana.

“Saya baru tertarik dengan dunia teknologi setelah diminta orang tua masuk SMK Telkom Malang jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Saya mulai semua dari nol,” ujar Sabrina.

Meski awalnya tidak tahu apa-apa, Sabrina tekun mengulik dasar-dasar pemrograman. “Rasa ingin tahu membuat saya tertarik ikut berbagai lomba, webinar, hingga bootcamp yang bisa membantu memperdalam pemahaman saya,” ujar Sabrina. Salah satu program yang ia ikuti ialah Coding Camp 2025 powered by DBS Foundation. 

Hasil jerih payah itu akhirnya membantu Sabrina menjadi siswa terbaik kedua di bidang akademik. Lebih dari itu, Sabrina juga berhasil meraih juara 1 dan 3 dalam beberapa kompetisi bisnis dan masuk ajang bergengsi kompetisi FIKSI yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek. “Dari proses itu, ketertarikan saya semakin tumbuh pada dunia teknologi,” ucap Sabrina.

Belum Lulus, Sudah Diterima Bekerja Berkat Coding Camp Powered By DBS Foundation

Anak kedua dari dua bersaudara ini telah diterima sebagai web developer di salah satu main dealer Astra Honda Motor (AHM), PT Wahana Makmur Sejati, padahal Sabrina belum lulus dari SMK Telkom Malang pada saat itu. Menurutnya, salah satu faktor yang membuatnya cepat mendapatkan pekerjaan adalah keikutsertaannya dalam program Coding Camp powered by DBS Foundation yang diikutinya selama tiga bulan penuh sebelum bergabung dengan perusahaan tersebut.

“Selain bikin portofolio, saya juga mendapat sesi tatap muka online dengan instruktur untuk membahas persiapan kerja, simulasi interview, dan tips menghadapi user serta HR saat rekrutmen,” ucap Sabrina.

Rajin mengikuti sesi Instructor-Led Training (ILT), Sabrina merasa lebih percaya diri dan bisa menjawab pertanyaan interview kerja dengan lebih terstruktur. Akhirnya, Sabrina berhasil diterima bekerja tepat di bulan berakhirnya program Coding Camp 2025 powered by DBS Foundation.

Jadi Web Developer Perempuan, Ikut Bootcamp Adalah Persiapan Awal Sabrina

Meskipun sudah memiliki ilmu yang cukup selama menjadi siswa jurusan RPL di SMK Telkom Malang, Sabrina tidak berhenti mempersiapkan dirinya masuk dunia pemrograman. Salah satunya melalui kelas yang dia ikuti di Coding Camp 2025 Powered by DBS Foundation. Bagi Sabrina, profesi web developer mengharuskannya membangun tampilan web yang menarik dan memahami logika pemrograman. Program ini mampu memenuhi berbagai kebutuhannya tersebut dalam pengembangan web.

“Kelas Front-End dan Back End Development yang saya ikuti kemarin sangat mendukung pekerjaan saya sekarang sebagai web developer. Saya jadi lebih tahu cara membangun tampilan aplikasi yang cantik tetapi tetap mengerti logika dan integrasi di sisi server,” ujar Sabrina.   

Tak hanya itu, setelah mengikuti CODING CAMP 2025 POWERED BY DBS FOUNDATION, Sabrina merasakan peningkatan dalam soft skill-nya. Dia jadi lebih terbiasa melakukan kolaborasi tim menggunakan Git, memahami alur kerja profesional, dan menerapkan kemampuan komunikasi efektif yang diperolehnya dari Coding Camp 2025 powered by DBS Foundation.

“Saya merasakan langsung bagaimana teamwork saat ikut Coding Camp kemarin. Ternyata, kondisi dalam program tersebut kemarin mirip seperti kondisi dunia kerja yang sesungguhnya saya rasakan sekarang. Dampak positifnya, saya tidak kaget saat awal masuk dunia kerja,” ujar Sabrina.

Pintar Bagi Waktu, Kunci Perempuan Sukses di Bidang Tech

Banyaknya prestasi yang Sabrina raih sebagai pekerja perempuan di bidang teknologi, tentu bukan hanya didukung oleh faktor pembelajaran eksternal, tapi juga dari dalam diri Sabrina. 

Selama mengikuti program Coding Camp 2025 Powered By DBS Foundation, Sabrina ketat menerapkan manajemen waktu agar tetap produktif. Hal itu karena pada saat itu dia belajar dalam program Coding Camp bersamaan dengan kewajibannya menjadi intern di sebuah perusahaan digital.

Biasanya, setelah mengakhiri pekerjaan pada hari itu, Sabrina lanjut mempersiapkan diri untuk mengikuti Coding Camp. Saking tidak mau ketinggalannya, Sabrina membagi dengan detail proporsi waktunya antara proyek kantor dengan jadwal belajar di Coding Camp 2025 Powered By DBS Foundation yang mencakup ILT Session, Weekly Consultation, dan Self-Paced Learning.

“Saya belajar dalam program Coding Camp berbarengan dengan magang di perusahaan digital, jadi harus pintar bagi waktu. Kadang, saya diam di kantor lebih malam untuk lanjut ikut sesi ILT,” ujar Sabrina.

Dengan kariernya yang sudah terbentuk saat ini, Sabrina tidak mau mengesampingkan pendidikan. Sebagai lulusan SMK, Sabrina masih berkeinginan melanjutkan kuliah ke jurusan Teknik Informatika di Binus University dengan mengambil program Binus Online. Alasannya agar dia bisa kuliah dan memiliki fleksibilitas waktu untuk menjalankan profesinya sebagai web developer.

Pesan Utama, Harus Lebih Banyak Perempuan Berkarier di Bidang Teknologi

Sabrina yang memulai dari nol pada akhirnya berubah menjadi perempuan yang memiliki keinginan kuat menjadi web developer. Dia membuktikan bahwa perempuan juga bisa menggapai mimpinya berkarier di dunia teknologi.

 “Untuk para perempuan lulusan SMK di luar sana, jangan minder masuk dunia teknologi. Kita bisa memberi kontribusi besar! Lambungkan mimpi dan gapai selayaknya yang kau harapkan,” tutup Sabrina.

Dengan adanya Coding Camp 2025 powered by DBS Foundation yang menjunjung kesetaraan kesempatan, diharapkan ada lebih banyak peserta perempuan yang berkontribusi di bidang teknologi.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.