Hi, Devs!
Pada artikel kali ini kita akan belajar bersama terkait dengan literasi digital, mulai dari pengertian, prinsip-prinsip hingga contoh literasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kamu memiliki semangat untuk meningkatkan literasi digital dan ingin berperan aktif dalam menciptakan masa depan lebih cerah bagi generasi digital Indonesia, Dicoding membuka pelatihan intensif pada program Asah led by Dicoding yang bisa kamu ikuti, ya.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangMasifnya digitalisasi saat ini menandai lahirnya sebuah peradaban baru yang ditopang oleh inovasi teknologi. Seiring dengan transformasi ini, penting bagi kita sebagai pengguna atau developer untuk terus mengembangkan kecakapan digital agar mampu memanfaatkan teknologi secara maksimal dan penuh tanggung jawab.
Literasi digital menjadi kunci utama untuk dapat berpartisipasi secara aktif dan bijak pada era ini. Di tengah internet sebagai sumber informasi utama yang dapat diakses kapan saja, di mana saja dan oleh siapa saja, kita juga dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti misinformasi dan penyalahgunaan data.
Oleh karena itu, penguasaan literasi digital diharapkan dapat menciptakan pola pikir dan pandangan yang lebih kritis serta kreatif dalam menyaring informasi serta mengarahkan pemanfaatan teknologi secara positif dan produktif.
Yuk, baca artikel ini sampai selesai agar kamu lebih memahami literasi digital.
Pengertian Literasi Digital
Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat serta mengomunikasikan konten atau informasi dengan kecakapan kognitif, etika, sosial emosional dan aspek teknis atau teknologi.
Prinsip-Prinsip Literasi Digital
Menurut Yudha Pradana dalam Atribusi Kewargaan Digital dalam Literasi Digital (2018), literasi digital mencakup empat prinsip dasar yang saling terkait dan membentuk fondasi keterampilan digital masyarakat modern. Berikut adalah penjabaran dari keempat prinsip tersebut.
- Pemahaman
Prinsip ini menekankan pentingnya kemampuan masyarakat dalam menangkap dan menafsirkan informasi yang disajikan oleh media. Informasi ini bisa bersifat eksplisit (tersurat) maupun implisit (tersirat).
Literasi digital bukan sekadar soal mengenal teknologi, tetapi juga tentang cara individu dapat memahami konteks, makna, dan maksud dari informasi yang dikonsumsi.
- Saling Ketergantungan
Media digital tidak berdiri sendiri. Setiap platform memiliki keterhubungan satu sama lain, membentuk ekosistem komunikasi yang saling melengkapi.
Oleh karena itu, pengguna perlu memahami bahwa satu jenis media sering kali hanya efektif jika digunakan bersama atau dikombinasikan dengan media lain untuk menyampaikan pesan secara lebih utuh dan bermakna.
- Faktor Sosial
Dalam dunia digital, penyebaran informasi sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial. Media tidak hanya menyampaikan pesan secara satu arah, tetapi juga menciptakan ruang bagi masyarakat untuk berbagi, menanggapi, dan mendistribusikan ulang informasi. Keberhasilan sebuah media dalam jangka panjang bergantung pada partisipasi aktif para penggunanya sebagai penyebar ataupun penerima pesan.
- Kurasi
Kurasi dalam literasi digital merujuk pada kemampuan individu untuk menyeleksi, menyimpan, dan mengelola informasi yang dianggap relevan atau bermanfaat.
Ini termasuk keterampilan mencari informasi yang kredibel, mengorganisasikannya sesuai kebutuhan, serta bekerja sama dengan orang lain untuk membangun kumpulan pengetahuan bermakna.
Empat prinsip literasi digital menunjukkan bahwa menjadi melek digital berarti mampu berpikir kritis, terhubung secara sosial, dan mengelola informasi secara efektif. Dengan bekal ini, kita dapat memanfaatkan teknologi untuk hal-hal positif dan berdampak.
Manfaat dan Contoh Literasi Digital dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam era serba digital sekarang ini, literasi digital tidak hanya menjadi keterampilan tambahan, tetapi juga dampak positif yang nyata bagi masyarakat.
Brian Wright dalam karya infografisnya yang berjudul Top 10 Benefits of Digital Literacy: Why You Should Care About Technology (2015, dikutip oleh Maulana) mengungkapkan sepuluh manfaat utama literasi digital. Sepuluh manfaat tersebut di antaranya berikut.
- Menghemat Waktu
Dengan literasi digital, kita dapat menyelesaikan tugas dengan lebih cepat. Hal-hal yang dulu dapat memakan waktu cukup lama, kini dapat diselesaikan dalam waktu lebih cepat.
Contoh: Memanfaatkan aplikasi marketplace untuk belanja online tanpa harus mencari secara langsung barang yang dibutuhkan.
- Belajar Lebih Cepat
Akses ke berbagai sumber belajar digital lebih luas sehingga dapat mempermudah proses belajar dan memungkinkan untuk menemukan metode belajar yang sesuai dengan gaya masing-masing.
Contoh: Mendapatkan informasi seputar program intensif dalam bidang teknologi dari Dicoding secara daring.
- Menghemat Uang
Teknologi digital juga membuka peluang untuk membandingkan harga dan memanfaatkan diskon. Selain itu, dengan kemampuan digital memungkinkan untuk memangkas pengeluaran yang tidak perlu.
Contoh: Belajar IT di Dicoding secara gratis.
- Membuat Lebih Aman
Literasi digital mencakup pengetahuan tentang keamanan siber, seperti menjaga kata sandi, mengenali phishing, atau mengelola data pribadi. Jadi, dengan memahami literasi digital, kita bisa lebih aman dari ancaman digital, seperti penipuan dan kebocoran data.
Contoh: Mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA) atau menggunakan aplikasi manajemen kata sandi.
- Selalu Memperoleh Informasi Terkini
Kemampuan mengakses dan memahami informasi digital memungkinkan kita selalu mengikuti perkembangan berita, tren industri, atau isu sosial secara real-time.
Contoh: Mengikuti akun atau channel terpercaya sesuai dengan minat untuk mengikuti update terkini.
- Selalu Terhubung
Literasi digital membantu kita membangun dan mempertahankan relasi sosial ataupun profesional melalui berbagai platform komunikasi. Ini penting, terutama dalam era kerja jarak jauh dan konektivitas global.
Contoh: Menggunakan Google Meet atau Zoom untuk melakukan rapat.
- Membuat Keputusan Lebih Baik
Dengan kemampuan menelusuri informasi dan menganalisisnya secara kritis, kita dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh: Cek ulasan produk sebelum membeli barang di suatu store tertentu dalam marketplace.
- Memperluas Akses ke Dunia Kerja
Literasi digital membuka akses ke peluang pekerjaan digital, baik sebagai freelancer, pelaku UMKM daring, maupun pekerja kantoran yang memanfaatkan teknologi.
Contoh: Melamar kerja melalui platform digital.
- Membuat Lebih Bahagia
Teknologi dapat digunakan untuk hiburan, relaksasi, hingga pengembangan diri. Selain untuk mengakses konten-konten menghibur, kita juga bisa memanfaatkan platform digital untuk melakukan hobi yang disukai.
Contoh: Menyalurkan hobi melalui media sosial. - Memengaruhi Dunia
Dengan konektivitas global, siapa pun bisa menyuarakan opini, membangun komunitas, atau menyebarkan inisiatif positif secara luas. Literasi digital memberikan kekuatan untuk menciptakan perubahan.
Contoh: Membuat kampanye sosial melalui media sosial.
Tantangan dalam Mengembangkan Literasi Digital
Tantangan literasi digital pada era saat ini cukup kompleks karena berkaitan dengan kemampuan individu dalam memahami, menggunakan, dan mengelola teknologi serta informasi digital secara bijak. Berikut adalah beberapa tantangan utama dalam literasi digital.
- Misinformasi dan Disinformasi
Informasi palsu atau menyesatkan mudah menyebar di internet, terutama melalui media sosial. Banyak orang yang belum memiliki kemampuan berpikir kritis atau kebiasaan memverifikasi informasi sehingga mudah percaya pada berita hoaks, teori konspirasi, atau konten menyesatkan. - Arus Informasi yang Banyak
Terlalu banyak informasi yang tersedia di dunia digital bisa membuat seseorang kewalahan. Tanpa kemampuan untuk memilih dan memprioritaskan, seseorang bisa kehilangan fokus, bingung, atau malah menyerap informasi yang tidak relevan. - Kesenjangan Akses dan Keterampilan Digital
Tidak semua orang memiliki akses yang setara terhadap teknologi dan internet, terutama di daerah terpencil atau dari kelompok sosial ekonomi rendah. Selain itu, tidak semua pengguna memiliki keterampilan digital dasar, seperti mengoperasikan perangkat, menggunakan aplikasi, atau memahami keamanan siber. - Etika dan Jejak Digital
Kurangnya pemahaman tentang etika digital membuat banyak orang menyebarkan konten negatif, melanggar privasi orang lain, atau membuat komentar yang tidak pantas. Di sisi lain, mereka juga sering tidak menyadari bahwa jejak digital mereka bisa berdampak jangka panjang terhadap reputasi dan privasi.
Dalam era digital ini, kita semua dituntut untuk tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga kontributor yang cerdas. Literasi digital bukan hanya soal kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga tentang cara kita memahami informasi dan mengelola pengetahuan secara bijak. Dengan demikian, kita bisa menjadi bagian dari masyarakat digital yang lebih cerdas dan berdaya saing di tengah era yang terus berubah.
Ingin ikut membangun generasi digital Indonesia lewat literasi digital? Yuk, ikuti pelatihan intensif dalam program Asah led by Dicoding, dan mulai langkahmu sekarang!