[[BAhmad Saifur Ridlo - Lulusan Program-Program Beasiswa di Dicoding

“Dicoding Jobs Bantu Saya Dapat Pekerjaan Impian”

Cerita Ahmad Saifur Ridlo, Lulusan Program-Program Beasiswa di Dicoding yang Mendapatkan Pekerjaan di Perusahaan Impiannya Berkat Dicoding Jobs

“Saat Anda melakukan pekerjaan yang Anda cintai, Anda tidak akan pernah merasa bekerja sehari pun dalam hidup Anda.” – Kong Qiu, Cendekiawan Tiongkok

Bisa melakukan pekerjaan yang dicintai dan berkarier di perusahaan impian tentu menjadi cita-cita banyak orang, termasuk Ahmad Saifur Ridlo (25). Pemilik nama panggilan Ridlo ini berkeinginan untuk bisa berkarier di bidang teknologi sejak belajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI), sebuah sekolah dasar Islam di Sidoarjo.

Namun, terlahir dari keluarga sederhana membuat Ridlo harus berusaha dua kali lebih keras dari kebanyakan orang untuk mencapai impiannya tersebut. Sebagai seorang pekerja keras, Ridlo tak menyerah pada kondisi itu hingga akhirnya berhasil sampai pada tujuannya.

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Seperti apa perjalanan Ridlo untuk bisa mendapatkan pekerjaan impiannya? Mari kita baca cerita lengkapnya!

Termotivasi oleh Harapan Kedua Orang Tua

Ridlo sedang belajar

Sidoarjo adalah kota tempat Ridlo lahir dan tumbuh. Pria yang sudah mengenal internet sejak berseragam putih-merah ini merupakan putra dari seorang pensiunan buruh pabrik komponen otomotif dan seorang ibu rumah tangga. Untuk membiayai kehidupan sehari-hari dan pendidikan Ridlo, kedua orang tua Ridlo membuka usaha laundry.

Ayah Ridlo merupakan lulusan SD, sedangkan ibunya adalah lulusan SMP. Meski begitu, kedua orang tuanya berharap agar sang putra bisa bersekolah tinggi dan memperoleh pekerjaan yang menjanjikan. Bahkan, melihat Ridlo memiliki minat yang tinggi terhadap teknologi, kedua orang tua Ridlo berharap ia bisa bekerja “di belakang komputer.”

Mengamini harapan kedua orang tuanya tersebut, Ridlo berani mulai mempelajari segala hal yang berkaitan dengan komputer di warnet. Setelahnya, ia akan mempraktikannya pada komputer pribadinya yang memiliki spesifikasi terbatas, yaitu Pentium 4 dengan RAM 265 MB. 

Proses belajar autodidaknya menghasilkan sebuah antivirus yang ia buat sendiri. Tak ingin minat tersebut hanya menjadi kegemaran belaka, Ridlo memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke SMK berjurusan Multimedia.

Mulai belajar di jurusan Multimedia membuat Ridlo sadar bahwa studi pilihannya rupanya tidak terlalu mendalami pemrograman seperti yang ia duga. Meski begitu, Ridlo sempat dikenalkan pada bahasa pemrograman C++ melalui sebuah mata pelajaran. Sejak saat itu, Ridlo yakin bahwa teknologi adalah bagian tak terpisahkan dari masa depannya. Ia ingin suatu hari nanti bisa punya karier menjanjikan di bidang ini.

Sempat Mendapatkan Pekerjaan di Tempat Percetakan untuk Menambah Uang Jajan

Ridlo saat mendapatkan pekerjaan di tempat percetakan

Agar lebih siap berkarier di dunia teknologi, selepas lulus SMK, Ridlo melanjutkan studi ke Universitas Maarif Hasyim Latif dan memilih program studi Teknik Informatika. Selama menjalani masa perkuliahan, Ridlo mengambil pekerjaan sampingan demi mendapatkan uang saku. Berbekal ilmu yang diperolehnya semasa SMK, Ridlo mencoba menjadi Graphic Designer di sebuah tempat percetakan bernama Sultan Smart Printing.

Sebagai seseorang yang sebelumnya memiliki kepribadian yang tertutup, Ridho mengaku bahwa mengambil pekerjaan sampingan membantunya untuk belajar bersosialisasi. Dengan melakukan pekerjaan tersebut, ia bisa menambah pengalaman sekaligus uang jajan.

Kemudian, seiring berjalannya waktu, Ridho menyadari bahwa pembelajaran yang didapatkannya dari kampus belum terlalu lengkap. Sebagai seorang calon talenta digital masa depan, Ridho merasa harus melengkapi pengetahuannya dengan mengikuti pembelajaran di luar kelas.

Akhirnya, saat beranjak ke semester 7, Ridlo mengenal Dicoding. Ia bersemangat untuk belajar di platform ini karena adanya salah satu beasiswa yang dipersembahkan oleh Indosat Ooredoo Hutchison, yakni IDCamp. Tanpa banyak pertimbangan, Ridlo pun mendaftarkan diri untuk berkenalan dengan teknologi Android.

Bersemangat untuk Belajar di Berbagai Program Beasiswa di Dicoding

Halaman kelas Dicoding

Menjadi salah satu peserta di program IDCamp membuat Ridlo mendapatkan kesempatan untuk merasakan pengalaman belajar di Dicoding. Ia melihat bahwa pembelajaran yang Dicoding berikan amat terstruktur dan mudah dipahami. Kemudian, sebagai seseorang dengan akses internet harian yang terbatas, materi belajar Dicoding yang bersifat module-based dapat menghemat kuota internetnya.

Merasa nyaman dan akhirnya lulus dari program IDCamp mendorong Ridlo untuk ikut serta di berbagai program beasiswa lainnya di Dicoding. LINE Developer Academy, Lintasarta Cloudeka Digischool, DTS PROA Android, serta Compose Learning Champion adalah beberapa program beasiswa yang sudah pernah Ridlo ikuti.

Di balik gigihnya Ridlo dalam belajar di platform Dicoding, ada pengorbanan cukup besar yang perlu ia lakukan, yaitu dalam hal waktu. Biasanya, dari pagi hingga siang, Ridlo akan berkegiatan terlebih dahulu di kampusnya. Kemudian dari siang ke sore hari, ia akan berjaga di percetakan tempatnya bekerja.

“Saat kebetulan di percetakan sedang tidak melayani pelanggan, saya akan menyalakan komputer di tempat kerja dan melanjutkan proses belajar di Dicoding. Namun, saya lebih sering belajar sepulang kerja pada malam hari. Kadang ya sambil menahan kantuk dan begadang.”

Memperoleh Pekerjaan di Perusahaan Impian dari Dicoding Jobs

Ridlo mendapatkan pekerjaan di Algostudio dari Dicoding Jobs

Meski harus bekerja lebih keras dibanding orang kebanyakan, Ridlo mendapatkan hasil yang setimpal. Sampai saat ini, sudah lebih dari 25 kelas yang berhasil Ridlo selesaikan, dimulai dari Belajar Fundamental Aplikasi Android hingga Belajar Dasar Manajemen Proyek.

Telah memiliki bekal pengetahuan yang cukup dan lulus dari perguruan tinggi membuat Ridlo bermimpi untuk bisa berkarier di salah satu perusahaan dambaannya, yaitu Algostudio. Perusahaan ini merupakan sebuah software house yang berbasis di Malang.

Namun, Ridlo didekatkan dengan impiannya setelah lulus dari berbagai program beasiswa di Dicoding dan mencoba berselancar di platform Dicoding Jobs. Pada situs pencarian kerja yang dibangun oleh Dicoding tersebut, Ridlo menemukan lowongan dari Algostudio untuk posisi Android Developer. Tentu bekal ilmu yang diperolehnya dari Dicoding membuatnya percaya diri untuk melamar jabatan satu itu.

Penantian Ridlo pun berakhir saat impiannya terwujud karena diterima di Algostudio sebagai Android Developer. Pengetahuan pengembangan Android yang diperolehnya dari Dicoding membantunya untuk melaksanakan tugas kala harus melakukan pembaruan fitur pada aplikasi klien. Pelatihan dari Dicoding yang ia peroleh selama ini membuatnya menjadi talenta digital yang siap berkarier.

“Manfaatkan setiap kesempatan yang kamu peroleh untuk mempelajari sesuatu yang kelak akan bermanfaat untuk masa depanmu. Lakukan hal itu jika kamu ingin bisa mendapatkan pekerjaan impianmu suatu hari nanti,” tutur Ridlo.

Kini, Ridlo masih terus berkarier di Algostudio sebagai seorang Middle Android Developer. Ilmu pengembangan Android yang dipelajarinya di Dicoding membuat Ridho bisa melakukan pekerjaan yang ia cintai dan menjadi pribadi yang bermanfaat.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.