“Berani Lintas Jalur Dapat Membawa Kita pada Karier yang Diinginkan”

Cerita Nur Aria Hibnastiar, Lulusan Coding Camp powered by DBS Foundation

Mempelajari sebuah bidang baru saat sedang menempuh pendidikan di jurusan yang berbeda, apalagi sambil bekerja, bukanlah perkara mudah. Namun, bagi Nur Aria Hibnastiar (22), hal itu adalah sebuah investasi.

Sebagai mahasiswa Teknik Informatika yang fokus pada pengembangan front-end, ia justru memilih untuk mendalami machine learning melalui program Coding Camp powered by DBS Foundation. Keputusan tersebut didorong oleh keinginannya untuk tidak hanya fokus pada website, tetapi juga memahami tren artificial intelligence (AI) yang makin pesat.

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Siapa sangka pengalaman belajar Aria dalam program Coding Camp powered by DBS Foundation telah membuka jalan karier yang tak terduga dan sukses baginya.

Bersemangat Belajar Machine Learning meski Konsentrasi Studinya adalah Front-End

Ketertarikan Aria pada teknologi bermula di masa SMA, tepatnya sekitar tahun 2019–2020, saat ia pertama kali mencoba membuat website sederhana hanya dari tutorial YouTube. Berbekal riset dan keyakinan akan prospek kerja yang cerah, ia lantas memilih untuk berkuliah Teknik Informatika di Institut Teknologi Nasional Malang.

Meski sudah kuliah IT, Aria tak lantas berhenti belajar. Ia mengenal Coding Camp powered by DBS Foundation dari LinkedIn. Saat itu, ia melihat banyak orang membagikan pengalaman positif dengan tagar #CodingCamp.

Sadar bahwa tren AI semakin berkembang, ia memutuskan untuk belajar machine learning dalam program Coding Camp. Walaupun fokus perkuliahannya adalah front-end (khususnya web), ia memandang machine learning sebagai tambahan pengetahuan yang penting untuk mendukung kariernya.

Belajar Bahasa Inggris dari Native Speaker dan Literasi Keuangan dari Karyawan PT Bank DBS Indonesia

Aria merasa pengalaman belajarnya dalam program Coding Camp powered by DBS Foundation sangatlah menyenangkan. Pembelajaran daring yang terstruktur dengan baik, materi yang lengkap meliputi hard skills dan soft skills, serta kebebasan memilih tim untuk mendorong sosialisasi, menjadi bagian terbaik dari program ini.

Namun, tantangan terbesar muncul di tengah perjalanan Aria, yakni manajemen waktu. Pada pertengahan program, Aria diterima kerja sebagai front-end developer di Naratel Group. Ia harus pandai membagi waktu antara tugas dalam program Coding Camp powered by DBS Foundation dan proyek di perusahaan. Strateginya sederhana, tetapi efektif.

“Saya mengatasinya dengan mengerjakan task dari yang paling mudah ke yang paling sulit, serta memprioritaskan task yang memiliki deadline lebih dekat,” kenang Aria.

Di luar materi inti machine learning, Aria juga mengapresiasi sistem pembelajaran Coding Camp yang matang, termasuk kelas bahasa Inggris dengan native speaker dan materi literasi keuangan yang diisi langsung oleh para relawan karyawan PT Bank DBS Indonesia.

Setelah menyelesaikan program, ia mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang machine learning, pengalaman berbicara bahasa Inggris dengan native speaker, dan pengetahuan penting tentang mengelola keuangan.

Meski Belajar Machine Learning, Aria Terampil Berkarier sebagai Back-End Developer

Pengalaman belajar dalam Coding Camp powered by DBS Foundation ternyata memberikan kontribusi signifikan terhadap kesuksesan Aria saat melamar pekerjaan. 

Ketika diwawancara untuk posisi front-end developer di Naratel Group, ia dapat dengan percaya diri menjelaskan pemahamannya tentang AI dan menyebutkan bahwa ia sedang mengikuti pelatihan machine learning yang diselenggarakan oleh DBS Foundation. Secara profesional, hal itu menjadi bukti komitmennya pada pengembangan diri.

Awalnya, Aria bertugas sebagai front-end developer di Naratel Group. Namun, tak lama kemudian, ia dipindah-tugaskan ke bagian back-end

Kini, ia berkontribusi dalam menangani kebutuhan arsitektur microservices dan perancangan database, serta turut membangun layanan inti untuk aplikasi Kapten Naratel. Keterampilan yang ia dapatkan dari Coding Camp pun berperan penting dalam transisi ini.

“Coding Camp powered by DBS Foundation mengajarkan saya cara memecah task besar menjadi langkah-langkah sederhana,” ujarnya.

Keterampilan tersebut langsung ia terapkan saat mengembangkan sistem back-end berbasis microservice. Meskipun lintas jalur, ada dua kelas yang paling membantunya secara profesional saat ini, yaitu Belajar Dasar Git dengan GitHub yang membantunya memahami version control dan kolaborasi tim, serta Belajar Dasar Structured Query Language (SQL) yang memperkuat kemampuan merancang dan mengelola database untuk sistem microservice. Kedua kelas tersebut menjadi fondasi penting dalam pekerjaan back-end-nya sehari-hari.

“Jangan Takut Lintas Jalur.”

Perjalanan yang telah Aria lewati membuktikan bahwa ia berani untuk melintas jalur dan konsisten dalam belajar. Kedua hal itu menjadi kunci untuknya membuka pintu karier yang lebih luas. Sebagai seorang back-end developer yang sukses, Aria membagikan tips inspiratif untuk calon talenta digital.

“Jangan takut lintas jalur, karena skills dari berbagai bidang tetap bisa relevan dan justru memperkaya perspektif,” ujar Aria.

Ia juga menekankan pentingnya menguasai dasar-dasar pemrograman, membiasakan diri memecah task besar menjadi langkah kecil yang terstruktur, dan membangun portofolio nyata sebagai bukti kemampuan.

“Teruslah belajar mengikuti perkembangan teknologi, jangan mudah menyerah ketika menghadapi tantangan, dan jadikan setiap pengalaman sebagai batu loncatan untuk tumbuh,” tutupnya.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.