Cerita Muhamad Putera Alfadri, Lulusan Coding Camp powered by DBS Foundation
Banyak dari kita terjun secara profesional ke dunia teknologi berbekal ijazah S1, berbeda dengan Muhamad Putera Alfadri (18) yang memulai kariernya dengan ijazah SMK. Kondisi tersebut sempat membuatnya minder. Ia khawatir tak mampu bersaing dengan talenta digital lain yang sempat mengenyam bangku kuliah.
Namun, perasaan khawatir itu hanya sesaat. Kepercayaan diri Putera terbentu setelah ia belajar dalam program Coding Camp powered by DBS Foundation. Program tersebut hadir untuk memberikan kesempatan belajar teknologi secara intensif tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bagi pelajar SMK seperti Putera.
đź’» Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangHasilnya? Putera bisa menjalani karier impiannya saat ini. Karier apakah itu? Mari kita baca cerita lengkapnya berikut!
Tumbuh dalam Keluarga Sederhana, Putera Berkeinginan Memberikan Hidup yang Lebih Baik Bagi Keluarga

Putera adalah bungsu dari dua bersaudara asal Kabupaten Bogor yang tumbuh dalam sebuah keluarga sederhana. Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang berjualan parfum lewat promosi mulut ke mulut, sedangkan ayahnya bekerja di pasar sebagai buruh harian lepas.
Kedua orang tua Putera berpesan padanya untuk menjadi manusia yang rendah hati dan kerja keras. Mencontoh kedua orang tuanya, Putera tak segan saat harus bekerja sampingan sebagai seorang petugas catering selama dua bulan. Peran itu yang mengajarkan Putera pentingnya menghargai proses dan membuatnya tahu dunia kerja seperti apa.
Putera pun diajarkan untuk senantiasa memanfaatkan fasilitas yang telah diterimanya sebaik mungkin. Oleh karenanya, saat ibu dan ayahnya memberikannya satu unit laptop dengan tabungan mereka yang sedikit, Putera tak ingin menyia-nyiakan pemberian tersebut.
“Karena aku udah dikasih laptop sama Mama dan Ayah, aku harus bisa manfaatin ini sebaik-baiknya, bahkan ngasih hidup yang lebih baik buat keluarga,” kenang Putera.
Semangat itu memotivasi Putera untuk bersekolah di SMKN 1 Ciomas, Jurusan Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim, karena teknologi telah menjadi minat Putera sejak SD. Ia ingin belajar cara teknologi dapat membantunya menciptakan solusi nyata dari sebuah ide kecil.
Belajar dalam Program Coding Camp powered by DBS Foundation seperti Bekerja di Startup

Sebagai seseorang yang bercita-cita menjadi talenta digital, Putera ingin memiliki bekal yang cukup saat nanti terjun ke dunia profesional. Oleh karenanya, saat informasi Coding Camp powered by DBS Foundation hadir pada media sosial dan Putera melihatnya, ia tertarik untuk ikut serta.
“Aku tertarik buat belajar dalam program Coding Camp powered by DBS Foundation karena pengen ngebuktiin kalau anak SMK kayak aku bisa punya skills profesional di level industri,” tekadnya.
Berhasil diterima dalam program Coding Camp powered by DBS Foundation, Putera merasa pengalaman belajarnya sangat seru. Ia didampingi oleh mentor yang selalu membantunya menjelaskan materi agar mudah dipahami.
“Aku ngerasa bagian paling seru dari program ini adalah waktu ngerjain capstone project. Rasanya kayak beneran kerja di startup,” ungkapnya.
Meski Putera dituntut untuk bisa membagi waktu antara mengerjakan capstone project dan tugas sekolah, ia berhasil mengatasinya dengan mengimplementasikan skills manajemen waktu yang telah ia pelajari dalam program Coding Camp powered by DBS Foundation. Ia merasa lebih disiplin dan mampu menentukan prioritas harian.
“Rasanya seneng banget bisa kerja bareng peserta Coding Camp lainnya, belajar debugging, dan bikin aplikasi bener-bener dari nol sampai bisa jalan,” ujarnya.
Berhasil Menjadi Full-Stack Developer

Kerja keras Putera berbuah manis saat ia berhasil lulus dari program Coding Camp powered by DBS Foundation. Ia bercerita bahwa fundamental skills-nya untuk front-end and back-end development menjadi semakin kuat. Hasilnya, ia percaya diri untuk melamar posisi full-stack developer di Royals Guard, sebuah perusahaan penyedia peralatan penunjang e-sports.
“Pernah belajar dalam Coding Camp powered by DBS Foundation bikin aku pede waktu interview karena aku udah ngerti cara kerja proyek full-stack. Akhirnya, aku diterima sebagai full-stack developer di Royal’s Guard,” kata Putera.
Berbekal konsep REST API dan database yang ia peroleh dari program Coding Camp powered by DBS Foundation, Putera bertanggung jawab untuk membuat dan memelihara sistem web Royals Guard, mulai dari tampilan user sampai pengelolaan data dan API.
Keberhasilannya menjadi seorang full-stack developer membuat Putera sadar bahwa latar belakang pendidikan bukanlah faktor penentu utama keberhasilan kariernya. Keberaniannya untuk belajar hal baru justru menunjang kesuksesannya.
“Jangan pernah takut salah waktu kita baru mulai belajar. Kesalahan adalah bagian dari proses. Selain itu, jangan pernah bandingin prosesmu sama proses orang lain. Bersainglah sama dirimu sendiri, maka kamu akan bertumbuh,” tutup Putera.