Di era digital seperti sekarang, istilah startup semakin sering terdengar. Salah satu contohnya adalah Dicoding, sebuah startup edutech asal Indonesia yang menyediakan platform pembelajaran teknologi bagi developer. Dicoding mengembangkan berbagai kelas online dan sertifikasi resmi bekerja sama dengan mitra global seperti Google dan AWS, dengan tujuan meningkatkan kompetensi talenta digital Indonesia.
Mungkin kamu juga pernah membaca berita tentang startup atau perusahaan rintisan yang mendapatkan pendanaan jutaan dolar, atau mengenal seseorang yang bekerja di sebuah startup. Sebenarnya, apa itu startup? Mari kita bahas pada artikel berikut
Pengertian Startup
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangSecara umum, startup adalah perusahaan rintisan yang masih berada dalam tahap awal perkembangan. Perusahaan jenis ini dibentuk untuk menciptakan produk atau layanan yang inovatif dan mengisi celah pasar yang belum terpenuhi.
Berbeda dari bisnis konvensional, perusahaan rintisan lebih berfokus pada inovasi, pertumbuhan yang cepat, dan skalabilitas tinggi. Teknologi berperan penting dalam menciptakan solusi yang efisien dan relevan bagi masyarakat.
Definisi Menurut Para Ahli
Steve Blank, seorang entrepreneur dan akademisi asal Amerika, mendefinisikan perusahaan rintisan sebagai “organisasi sementara yang dirancang untuk mencari model bisnis yang repeatable dan scalable.”
Eric Ries, pencetus pendekatan Lean Startup, menggambarkan startup sebagai “institusi manusia yang dirancang untuk menciptakan produk atau layanan baru di bawah kondisi ketidakpastian yang ekstrem.”
Dengan kata lain, perusahaan rintisan bukan hanya soal usia perusahaan, tapi juga soal pendekatan dalam menghadapi pasar dan risiko.
Ciri-Ciri Startup
Untuk membedakan perusahaan rintisan dari UMKM atau bisnis tradisional, berikut adalah karakteristik yang umumnya dimiliki startup:
1. Usia Perusahaan Relatif Muda
Startup biasanya berusia di bawah lima tahun. Di fase ini, mereka fokus memvalidasi model bisnis dan mencoba menyesuaikan produknya dengan kebutuhan pasar.
2. Inovatif dan Berbasis Teknologi
Startup hampir selalu mengandalkan teknologi untuk menghadirkan solusi baru. Misalnya, aplikasi transportasi online, platform e-learning, hingga sistem pembayaran digital.
3. Pertumbuhan yang Cepat dan Skalabilitas Tinggi
Tujuan utama startup adalah untuk tumbuh secara eksponensial. Oleh karena itu, mereka mencari model bisnis yang scalable, yang memungkinkan pertumbuhan pesat tanpa membutuhkan peningkatan biaya operasional yang sama besar.
4. Pendanaan dari Investor
Berbeda dengan UMKM yang umumnya mengandalkan modal pribadi, perusahaan rintisan sering mencari pendanaan dari angel investor, venture capital, atau program inkubasi dan akselerator. Dana ini digunakan untuk riset pasar, pengembangan produk, hingga ekspansi.
5. Budaya Kerja Dinamis
Lingkungan kerja perusahaan rintisan cenderung fleksibel dan mendukung kolaborasi. Struktur organisasi biasanya tidak terlalu hierarkis, sehingga komunikasi lebih terbuka dan proses inovasi bisa berjalan lebih cepat.
Contoh Startup di Indonesia
Beberapa perusahaan rintisan Indonesia telah berhasil menembus pasar nasional bahkan internasional. Berikut adalah beberapa contohnya:
- Gojek: Awalnya sebagai platform ojek online, kini berkembang menjadi super app yang menawarkan layanan transportasi, pembayaran digital, belanja, hingga hiburan.
- Tokopedia: Marketplace besar yang memungkinkan jual beli online dari berbagai daerah di Indonesia.
- Dicoding: Startup edutech yang menyediakan program belajar coding dan teknologi secara online serta menyediakan sertifikasi resmi hasil kerja sama dengan mitra global.
- Traveloka: Startup travel yang memudahkan pengguna dalam pemesanan tiket, hotel, dan layanan perjalanan lainnya.
Beberapa perusahaan rintisan ini bahkan telah meraih status unicorn, yaitu perusahaan rintisan dengan valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS.
Perbedaan Startup dan UMKM
Walaupun sering dianggap mirip karena sama-sama skala kecil atau menengah, sebenarnya terdapat perbedaan signifikan antara startup dan UMKM. Berikut detailnya:
Aspek | Startup | UMKM |
Fokus | Inovasi & teknologi | Produk atau jasa konvensional |
Skala Pertumbuhan | Cepat dan bersifat eksponensial | Stabil dan bertahap |
Sumber Pendanaan | Investor, venture capital, akselerator | Modal pribadi, pinjaman |
Tujuan | IPO, ekspansi global | Bertahan, memperoleh laba stabil |
Seperti terlihat pada tabel di atas, perusahaan rintisan dan UMKM memiliki pendekatan dan orientasi bisnis yang berbeda, terutama dalam hal inovasi, pertumbuhan, dan pendanaan.
Tantangan dalam Membangun Startup
Meskipun terlihat menarik, membangun perusahaan rintisan bukan tanpa tantangan. Beberapa hambatan yang sering dihadapi antara lain:
- Ketidakpastian pasar: Tidak semua ide inovatif langsung diterima oleh pasar.
- Persaingan ketat: Banyak perusahaan rintisan yang berlomba-lomba menghadirkan solusi serupa.
- Keterbatasan dana: Tidak semua perusahaan rintisan mendapatkan pendanaan yang cukup untuk bertahan dan berkembang.
- Tim yang solid: Membangun tim dengan visi dan semangat yang sama tidak selalu mudah.
Kesimpulan
Jadi, apa itu startup? Startup adalah perusahaan rintisan yang berfokus pada inovasi, pertumbuhan cepat, dan biasanya berbasis teknologi. Meskipun usianya muda dan penuh tantangan, banyak perusahaan rintisan yang berhasil mengubah industri bahkan gaya hidup masyarakat.
Bagi kamu yang tertarik membangun perusahaan rintisan, penting untuk memahami karakteristiknya, memvalidasi ide bisnis, dan siap menghadapi ketidakpastian. Dengan visi yang kuat, tim solid, dan strategi yang tepat, bukan tidak mungkin kamu bisa membangun perusahaan rintisan yang berdampak besar.
Sekian pembahasan artikel kali ini, terima kasih sudah membaca artikel ini sampai akhir!
Sampai jumpa dalam artikel lainnya. 👋