Cerita Elvino Dwi Saputra, Lulusan Program Intensif di Dicoding
Tak ada yang lebih penting bagi keluarga Elvino Dwi Saputra (22) selain pendidikan. Pemuda asal Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, ini besar dalam sebuah keluarga yang berprofesi sebagai pedagang.
Melihat ayahnya harus berhadapan dengan “bara api” setiap hari demi bisa menjual makanan di sebuah warung nasi milik keluarganya agar ia bisa menempuh pendidikan tinggi, Elvino ingin kedua orang tuanya bangga.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangOleh karenanya, Elvino belajar sungguh-sungguh di kampus dan dalam salah satu program intensif di Dicoding. Hasilnya? Kini, Elvino berhasil berkarier dalam bidang AI. Bagaimana perjalanan belajar Elvino di Dicoding? Mari kita baca cerita lengkapnya!
Tumbuh dalam Keluarga Pedagang
Elvino tumbuh dalam keluarga yang menjunjung tinggi nilai kerja keras dan kejujuran. Ayahnya adalah seorang pedagang yang bertugas untuk memasak dalam usaha warung nasi yang dimiliki oleh keluarga Elvino. Ibunya sendiri adalah seorang ibu rumah tangga.
Dari kedua orang tuanya, Elvino selalu mengingat pesan kedua orang tuanya untuk menjadi anak yang berbakti, tidak melupakan asal-usulnya, dan senantiasa merendah ibarat ilmu padi. Kedua orang tuanya juga memiliki harapan besar agar Elvino menjadi anak yang hebat, sukses, dan taat beragama.
“Pendidikan adalah prioritas utama bagi keluarga saya. Setiap hari, Ayah berhadapan dengan bara api demi bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan memastikan anak-anaknya meraih gelar sarjana. Ayah dan Ibu percaya bahwa pendidikan adalah warisan terbaik yang bisa mereka berikan pada kami,” begitu cerita Elvino.
Selain kerja keras, Elvino juga menjunjung tinggi nilai kejujuran. Nilai tersebut merupakan pilar utama dalam keluarga Elvino yang berprofesi sebagai pedagang. Mereka percaya bahwa merusak kepercayaan akan membuat orang enggan untuk kembali.
Didorong untuk Belajar di Dicoding oleh Abang dan Dosennya
Meski berdagang sudah ada dalam darah keluarga Elvino, ia lebih tertarik pada teknologi, bahkan sejak masih kecil. Saat masih berseragam putih merah, Elvino senang bermain game dan pergi ke warnet untuk menjelajahi komputer. Hal itu membuat Elvino memiliki skills teknologi yang tergolong lebih dini dibandingkan teman-temannya.
Kala duduk di bangku SMP dan SMA, saat kebanyakan teman-temannya baru familier dengan teknologi, Elvino sudah bisa melakukan penyuntingan foto sederhana. Ketertarikan Elvino terhadap teknologi yang semakin kuat membuatnya memutuskan untuk berkuliah di jurusan Teknik Informatika, UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Keputusan itu diperkuat karena abangnya juga berkuliah di jurusan dan universitas yang sama.
“Dari abang saya jugalah saya mengenal Dicoding. Dosen saya juga mendorong mahasiswa-mahasiswinya, termasuk saya, untuk belajar di Dicoding. Bahkan, beliau menjanjikan nilai “A” kepada setiap mahasiswa yang berhasil menyelesaikan kelas expert di Dicoding. Saya pun jadi terdorong untuk ikut salah satu program intensifnya saat itu,” ujarnya.
Karena abangnya menilai bahwa Dicoding memiliki program intensif yang bagus, Elvino merasa belajar di Dicoding adalah kesempatan emas yang tak boleh ia sia-siakan. Di Dicoding, ia berfokus pada learning path Android, dimulai dari kelas dasar hingga mahir.
Memenuhi Smartphone dengan Aplikasi Karya Pribadi
Elvino merasa pengalaman belajarnya di Dicoding sangat intensif dan transformatif. Ia mengaku jadi sangat jatuh cinta pada Android. Selain itu, ia pun jadi sadar bahwa selama ini, ilmunya masih perlu ditambah.
Pembelajaran di Dicoding yang berbasis praktik juga membuat Elvino tidak hanya bisa memahami teori, tetapi juga dapat mengimplementasikannya melalui submission. Antusiasme Elvino terhadap pemrograman membuatnya sempat memenuhi smartphone dengan aplikasi-aplikasi yang ia buat sendiri setelah memperoleh ilmu baru dari Dicoding.
“Sebelum belajar di Dicoding, saya merasa skills pemrograman saya biasa saja. Namun, setelah lulus dari Dicoding, saya jadi tempat teman-teman saya bertanya soal pemrograman, khususnya Android,” ungkapnya.
Skills pemrograman yang semakin meningkat membuat Elvino jadi lebih percaya diri. Meski begitu, ia tetap menjunjung tinggi prinsip untuk tidak cepat puas.
Dari Dunia Android, Elvino Bertransisi Menjadi Seorang Generative AI Developer
Elvino mengaku bahwa pengalaman belajar di Dicoding sangat berkontribusi pada keberhasilannya dalam proses wawancara kerja. Pemahaman tentang pemrograman dari dasar hingga mahir membantunya dalam menyelesaikan berbagai rangkaian tes saat proses rekrutmen.
Kini, Elvino telah berkarier sebagai seorang Generative AI Developer di PT Astra International Tbk, yang bertugas untuk membuat proyek sesuai dengan permintaan klien menggunakan integrasi AI untuk membantu pekerjaan mereka. Tujuannya adalah agar pekerjaan di lingkungan klien dapat dipermudah dengan adanya AI, khususnya Generative AI.
Pembelajaran di Dicoding juga sangat berpengaruh terhadap karier Elvino, tidak hanya sebagai Generative AI Developer, tetapi juga sebagai seorang developer atau programmer secara umum.
“Belajar di Dicoding secara mendalam tentang bagaimana suatu aplikasi dibangun sangat membantu saya dalam memahami alur pengerjaan proyek yang akan saya buat. Kelas-kelas di Dicoding yang paling bermanfaat bagi saya sampai sekarang adalah kelas-kelas di learning path Android dan tentang AI,” jelas Elvino.
Kedua kelas yang disebutkannya di atas memberikannya banyak sekali ilmu yang dapat ia gunakan. Dari yang awalnya hanya membuat proyek Android saat kuliah, ia kini berhasil menjadi seorang Generative AI Developer.
Meskipun pengalaman Android-nya lebih banyak dibandingkan AI dari segi pembelajaran di Dicoding, ia juga belajar penerapan AI dalam Android, yang membuatnya tetap relevan dengan pekerjaannya saat ini.
“Penguasaan AI Penting di Masa Kini”
Sebagai seorang alumni Dicoding yang kini berhasil berkarier dalam bidang AI, Elvino memiliki pesan penting bagi para calon talenta digital yang ingin mengikuti jejaknya. Ia menekankan bahwa AI telah menjadi sesuatu yang sangat penting di masa kini.
“Di masa sekarang, kita sudah tidak bisa mengabaikan AI. Kita harus sudah mulai terbuka pada teknologi satu ini. Saya sendiri mulai terjun ke dunia AI setelah mendapatkan saran dari dosen saya, dan saya bahkan membuat penelitian tugas akhir yang berkaitan dengan AI.”
Elvino menyarankan para calon talenta digital yang menyukai pemrograman atau Android, tetapi belum pernah menyentuh AI sama sekali untuk mulai mempelajari teknologi kecerdasan buatan dari sekarang.
Ia sendiri tidak memiliki pengetahuan tentang AI sebelumnya. Namun, melihat perkembangan AI yang begitu cepat, ia sadar bahwa penting untuk talenta digital bisa keep up dengan tren tersebut.
“Teman-teman tidak perlu khawatir dengan narasi bahwa AI akan menggantikan manusia. Justru yang teman-teman perlu hadapi adalah kenyataan bahwa seseorang akan digantikan oleh siapa pun yang paham dan bisa menguasai AI. Jadi, punya wawasan soal AI di masa sekarang adalah hal yang penting,” tutup Elvino.