kerja di dicoding

3 Tips Agar Kamu Keterima Kerja di Dicoding

3 Tips Agar Kamu Keterima Kerja di Dicoding

Halo teman-teman,

Dicoding, developer hub terbesar di Indonesia, lagi buka 2 lowongan nih. Ada posisi Community Manager, dan Social Media Manager

Penasaran bagaimana caranya supaya lamaran kamu diterima? Ada 3 tips yang saya pelajari dari pengalaman pribadi. Per Januari 2020 ini saya bersyukur diterima kerja sebagai Code Reviewer di Dicoding loh.

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

 

kerja di dicoding

Tim Dicoding kini terdiri atas 30 orang yang berusia antara 21 – 36 tahun

Tertarik jadi bagian dari kami, kerja di Dicoding? Wajib baca hingga selesai ya!  

Kerja di Dicoding: 3 Tips Agar Diterima

  1. Lulus kelas academy di Dicoding

Saat ini Dicoding sudah memiliki Learning Path Academy sehingga kita dapat belajar secara terstruktur untuk mencapai target yang kita inginkan. Saya sendiri bertekad untuk menjadi seorang Android Developer yang andal. Kelas Android Pemula merupakan kelas pertama yang saya pelajari di Dicoding. Bagaimana jika belum memiliki konsep Pemrograman Berorientasi Objek (PBO)? Teman-teman dapat mengambil terlebih dahulu kelas Memulai Pemrograman dengan Java atau Memulai Pemrograman dengan Kotlin ya.

Lulus dari kelas pertama membuat saya sangat bahagia dan tentunya menambah ketertarikan saya untuk terus mempelajari pemrograman Android. Kemudian saya lanjut mengikuti kelas Belajar Fundamental Aplikasi Android. Di sini kita akan belajar tentang penerapan design pattern pada pengembangan aplikasi Android, penggunaan database dan API, hingga melakukan testing/pengujian pada aplikasi yang kita bangun. Jika ada di antara teman-teman yang berniat untuk menjadi seorang Android Developer, maka kelas BFAA adalah pilihan yang tepat untuk teman-teman pelajari.

Langkah terakhir pada learning path menuju keahlian seorang Android Developer adalah belajar di kelas Belajar Android Jetpack Pro (BAJP). Materi pada kelas BAJP antara lain pengenalan Android Jetpack serta pengimplementasian Architecture Component, seperti ViewModel dan LiveData. Jujur saya sempat stucked saat belajar di kelas ini. Aplikasi yang saya buat dapat berjalan dengan baik, tetapi terjadi eror saat menjalankan instrumental testing. Akibatnya, submission saya ditolak sampai tiga kali. Tidak putus asa, saya kemudian mencoba mencari solusi di forum diskusi. Setelah mengutak-atik kode program serta menerapkan saran dari para reviewer, akhirnya masalah tersebut dapat terselesaikan. Saya sungguh merasa puas dan gembira setelah berhasil menyelesaikan kelas BAJP dalam waktu kurang lebih satu bulan! 

  1. Ikut program yang diadakan oleh Dicoding

Pada bulan Mei 2019, Dicoding resmi membuka pendaftaran untuk program Google Developers Kejar (GDK) 2019. GDK bertujuan untuk mengasah kemampuan developer di Indonesia dalam mengembangkan aplikasi Mobile Android Native. Ini merupakan kali kedua Dicoding dipercaya untuk mengadakan Google Developers Kejar, setelah di tahun sebelumnya ribuan peserta telah mendapatkan pelatihan via program ini.

Sebelum diwisuda di bulan Juni 2019, saya menemukan informasi tentang program GDK melalui unggahan di sosial media Dicoding. Setelah memenuhi seluruh persyaratan yang ada, saya segera mendaftarkan diri untuk mengikuti program ini. Tidak disangka, nama saya tercantum menjadi salah satu di antara ratusan peserta lain yang diterima. Bangga rasanya bisa ikut dalam program sebesar GDK. Alhasil, setelah saya diwisuda, saya memutuskan untuk tidak melamar pekerjaan terlebih dahulu. Saya bertekad untuk fokus pada program ini. 

Saya mengikuti program GDK selama kurang lebih dua bulan. Ada kejadian yang tidak terlupakan saat saya mengikuti GDK. Saya pernah beberapa hari menumpang di rumah teman untuk mengerjakan submission karena laptop saya rusak. Tetapi hal ini tidak menghalangi saya untuk dapat terus melanjutkan proses belajar di GDK. Didampingi oleh fasilitator dan berdiskusi dalam forum diskusi yang ada, saya dapat menyelesaikan GDK ini dengan baik. Banyak ilmu baru yang saya dapatkan selama saya mengikuti program ini, mulai dari fundamental Android, bagaimana cara memperbaiki bug, hingga best practice dalam pemrograman Android. Tentunya hal ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan pemrograman saya khususnya dalam bidang Android.

  1. Miliki sertifikasi

Tips terakhir untuk dapat dilirik kerja di Dicoding adalah memiliki sertifikasi. Sertifikasi, salah satu syarat yang wajib terpenuhi jika kita ingin bekerja di Dicoding. Sebagai Android Developer, terdapat sertifikasi yang bisa kita ikuti yaitu sertifikasi Associate Android Developer (AAD). Sertifikasi AAD merupakan salah satu program sertifikasi yang dimiliki Google untuk memvalidasi skill dan kompetensi kita di dalam pemrograman Android. Per Februari 2020, terdapat sebanyak 1627 lulusan AAD di seluruh dunia dan 160 di antaranya berasal dari Indonesia.

Setelah lulus dari program Google Developers Kejar serta menyelesaikan learning path untuk Android Developer, saya mendapat kesempatan dari Dicoding untuk mengikuti ujian sertifikasi AAD secara gratis. Sebagai informasi, untuk dapat mengikuti sertifikasi AAD kita dikenakan biaya sebesar $149 atau sekitar 2 juta rupiah. Saat ini ujian sertifikasi AAD dapat diambil dalam bahasa Java maupun Kotlin.

Jangan menganggap remeh ujian AAD, dan jangan juga asal-asalan ikut. (Ahmad Imaduddin – Head of Academy Dicoding Indonesia)

Dua minggu lamanya saya mempersiapkan diri dengan mempelajari kembali kelas MADE dan BAJP dari Dicoding, serta mengerjakan codelabs yang disediakan oleh Google. Setelah dirasa sudah siap, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil sertifikasi ini. Proses sertifikasi AAD dibagi ke dalam dua tahap, yaitu tes dan wawancara. Tes atau coding ini dilakukan selama 8 jam. Peserta diminta untuk memperbaiki bug yang ada pada proyek yang telah disediakan oleh Google. Tes saya kerjakan di pagi hari, kemudian dilanjutkan dengan mengikuti wawancara  pada malam harinya.

Ada sebuah tips menarik yang diungkapkan oleh Saumya Shovan Roy, seorang developer lulusan AAD.

“Bacalah proyek yang belum selesai sebanyak yang Anda bisa dan hal itu akan mempermudah Anda untuk menyelesaikan ujian tersebut, karena sebagian besar kode program sudah diberikan dan Anda hanya tinggal menggunakannya”. 

Proses wawancara ternyata tidak berjalan selancar yang saya harapkan. Beberapa kali terjadi trouble pada koneksi internet saya sehingga dalam beberapa bagian suara saya tidak dapat terekam. Alih-alih merasa lega karena sudah menyelesaikan tes dan wawancara, saya justru merasa takut karena tidak dapat mengikuti proses wawancara dengan baik. Takut gagal sudah pasti, apalagi saya tahu bahwa kesempatan mengikuti sertifikasi AAD ini tidak datang dua kali. Oleh sebab itu, seusai wawancara saya langsung menghubungi customer service untuk memastikan apakah saya harus mengulang proses wawancara atau tidak. Untunglah, ternyata wawancara yang saya lakukan sudah sesuai dengan ketentuan.

Setelah menunggu kurang lebih 1 bulan, akhirnya saya mendapatkan pengumuman hasil tes dan saya dinyatakan telah lulus dari tes sertifikasi AAD. Hasil ini membuat saya sangat bahagia. Sungguh merupakan sebuah pencapaian yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Pencapaian ini tidak terlepas dari kesempatan belajar yang diberikan Dicoding kepada saya melalui program Google Developers Kejar 2019.

Proses Rekrutmen

Selanjutnya, kesempatan untuk bergabung di Dicoding saya peroleh ketika saya sudah berhasil mendapatkan sertifikasi AAD. Saya sangat senang ketika pertama kali dihubungi oleh Dicoding, terlebih sebagai seorang fresh graduate yang memang sedang mencari pekerjaan. Saya pribadi tertarik untuk bergabung dengan Dicoding karena Dicoding merupakan startup yang telah memberikan dampak positif bagi para developer di Indonesia. Dengan bergabung di Dicoding, saya ingin turut berkontribusi dalam meningkatkan kualitas developer di Indonesia.

Terdapat beberapa rangkaian wawancara dan tes yang harus saya ikuti. Setelah melewati seluruh proses yang ada, saya dinyatakan lolos dan diterima untuk bekerja di Dicoding. Terhitung sejak bulan Januari 2020, saya resmi bergabung ke dalam keluarga besar Dicoding. Saya sempat tidak percaya dapat bekerja di Dicoding. Saya dapat berbagi pengetahuan kepada para developer di Indonesia sekaligus mengembangkan kompetensi dan pengetahuan saya dalam bidang pemrograman.

Nah, itu tadi beberapa tips supaya teman-teman dapat dihire oleh Dicoding. Tertarik untuk bergabung dengan Dicoding?

3 Tips Agar Kamu Keterima Kerja di Dicoding


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.